Nasdem: Sistem Proporsional Tertutup Lahirkan Oligarki Parpol!

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Anggota Komisi II DPR Luthfi Andi Mutty menyatakan sistem proporsional tertutup akan melahirkan oligarki dalam tubuh partai politik. Tak hanya itu, dengan sistem ini parpol disebut akan semakin elitis.
"Yang pasti jika tertutup maka oligarki dalam partai kian menguat. Selain itu, partai kian elitis," tandasnya, ketika dihubungi Mondayreview.com, di Jakarta, Jumat (22/7).
Politikus Nasdem itu berujar, partainya akan tetap mendukung sistem proporsional terbuka, namun di mix dengan sistem proporsional tertutup. "Jika akumulasi suara partai cukup satu kursi dan tidak ada caleg yang memperoleh suara BPP, maka caleg nomor urut satu yang duduk. Tapi, kalau calon nomor urut terakhir memperoleh 20% suara BPP, maka caleg nomor terakhir yang duduk. Jika seluruh caleg tidak ada yang memperoleh 20% suara BPP, caleg nomor urut satu yang duduk," papar Luthfi.
Dengan sistem campuran ini, Luthfi menilai parpol akan memiliki hak untuk menyaring caleg-caleg yang akan mengisi kursi parlemen tanpa menanggalkan partisipasi langsung masyarakat.
"Jadi, partai punya hak untuk menentukan siapa yang harus duduk, tapi rakyat juga berhak menentukan siapa yang harus mewakili mereka," tuturnya.
Meski demikian, legislator Sulawesi Selatan itu mengakui tidak sistem politik yang sempurna. "Untuk itu, maka kombinasi dari sistem ini dimaksudkan untuk menutupi kelemahan masing-masing," pungkasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah melalui Kemendagri tengah merampungkan RUU Penyelenggaraan Pemilu. RUU ini merupakan penyeragaman dari tiga UU yang ada, diantaranya UU 8/2012 tentang Pileg, UU 42/2008 tentang Pilpres, dan UU 15/2014 tentang Penyelenggaraan Pemilu.
Salah satu isu yang menguat ditengah penggodokan RUU Penyelenggaraan Pemilu ini terkait dengan pilihan akan menggunakan sistem proporsional terbuka (mencoblos gambar partai dan nama caleg) atau sistem proporsional tertutup (hanya mencoblos gambar partai).
FAHREZA RIZKY