Muhammadiyah Sampaikan Duka Atas Ledakan Dahsyat yang Terjadi di Beirut
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan doa dan simpati kepada para korban yang meninggal akibat ledakan yang mengguncang kota Beirut tersebut.

MONITORDAY.COM - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan duka dan simpati yang mendalam atas musibah ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon Selasa (4/8).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan doa dan simpati kepada para korban yang meninggal akibat ledakan yang mengguncang kota Beirut tersebut.
"Kepada Dubes RI yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Pak Hajriyanto Y Thohari bersama keluarga, seluruh staf KBRI, para mahasiswa dan pelajar, serta WNI di Beirut/Libanon semoga diberi perlindungan dan keselamatan oleh Allah SWT," ucap Haedar.
Haedar berharap kondisi yang terjadi saat ini dapat segera pulih dan dapat segera melakukan recovery dan penanganan yang sebaik-baiknya atas musibah ledakan tersebut.
"Kepada Pemerintah RI kiranya dapat memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan untuk pemerintah dan rakyat Lebanon sebagaimana mestinya sebagai wujud solidaritas antarbangsa," kata Haedar.
"Demikian pula kepada negara-negara Arab dan Dunia Islam untuk menggalang bantuan dan solidaritas kemanusiaan dalam semangat solidaritas dunia Arab," tambahnya.
Ledakan besar yang terjadi di Pelabuhan Beirut sedikitnya menewaskan 78 orang, sementara 4.000 orang lainnya terluka.
Peristiwa nahas tersebut dilaporkan berkaitan dengan terbakarnya 2.750 ton amonium nitrat yang ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan. Senyawa kimia bersifat eksplosif itu biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.
Akibat ledakan tersebut, seorang WNI terluka tetapi kondisinya stabil dan dapat berkomunikasi dengan baik.
KBRI Beirut juga berkoordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut.
Berdasarkan data KBRI, terdapat 1.441 di Lebanon, sebanyak 1.234 diantaranya adalah anggota Kontingen Garuda dan 213 orang lainnya merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.