Mudik Politik dan Pilkada Serentak 2018
Bagaimana sesungguhnya sikap pemilih pasca lebaran?

HARI ini Pilkada 2018 dilaksanakan. Ternyata belum ada hasil survey yang mengkonfirmasi sikap pemilih pasca lebaran 15 Juni 2018. Ada banyak kemungkinan yang akan sangat berpengaruh antara survey sebelum dan sesudah lebaran. Hasil survey setelah lebaran bisa jadi akan berbeda dengan hasil survey yang dilakukan setelah lebaran, sehingga kemungkinan besar ada kejutan kejutan yang terjadi. Mengapa demikian?
1. Mudik lebaran kali ini adalah mudik politik. Banyak sekali isu yang berkembang soal mudik lebaran tahun ini yang terkait dengan politik seperti soal pembangunan jalan tol, soal macet, soal THR, dan masih banyak isu lain yang muncul menjelang lebaran. Setidaknya isu-isu tersebut akan sangat banyak mempengaruhi para pemudik, khususnya yang berasal dari DKI Jakarta dan sekitarnya. Kepulangan mereka ke kampung halaman selain membawa oleh-oleh lebaran juga membawa cerita soal kesuksesan atau kesusahan, dan sangat mungkin juga membawa oleh-oleh cerita politik. Meskipun Pilkada bukan Pilpres yang masih digelar setahun lagi, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh Pilpres terhadap Pilkada tahun 2018 ini sangatlah kuat. Kepuasan maupun kekecewaan terhadap pemerintah Presiden Jokowi sangat berpengaruh terhadap Pilkada. Calon pasangan Gubernur atau Bupati/Walikota yang dipilih akan dikaitkan dengan dukungan terhadap Pemerintahan Jokowi.
2. Secara sosiologis, mereka yang merantau cenderung dianggap sebagai pihak yang lebih mengetahui informasi ataupun wawasan. Meskipun di era medsos saat ini semakin memperkecil kesenjangan informasi antara kota dan desa, tetapi tetap ada kecenderungan bahwa mereka yang tinggal di kota ataupun di ibu kota dianggap lebih mengetahui masalah dan isu politik. Akibatnya, para pemudik akan menjadi narasumber yang setidaknya bisa menjadi reverensi para pemilih di daerah, khususnya yang tinggal di pedesaan. Meskipun para pemudik sebagian tidak ikut memilih di Pilkada, tetapi sikap dan pandangan mereka akan berpengaruh bagi para pemilih.
3. Tingkat kepuasan pemudik terhadap pemerintah Jokowi dapat disebabkan oleh kepuasan atas kondisi ekonomi dan sosial yang mereka rasakan selama masa pemerintahan Jokowi dari tahun 2014 hingga 2018. Jika mereka merasa kehidupan ekonomi dan sosial mereka membaik, maka ada kemungkinan mereka akan memberikan sikap positif terhadap pemerintahan Jokowi. Sebaliknya jika kondisi sosial ekonomi mereka memburuk selama masa pemerintahan Jokowi, maka mereka juga akan memberi penilaian negatif atas pemerintahan Jokowi. Perjalanan mudik 2018 sebenarnya tidak berpengaruh signifikan atas penilaian pemudik terhadap Pemerintahan Jokowi. Meskipun mungkin ada penilaian bahwa mudik tahun 2018 ini dinilai lebih baik daripada mudik tahun-tahun sebelumnya, bukan berarti mereka yang sudah punya persepsi negatif atas pemerintahan Jokowi akan berubah sikap karena hal tersebut.
4. Mengingat Pilkada 2018 dianggap menjadi barometer Pilpres 2019, Partai politik saat ini berusaha keras untuk bisa memenangkan masing-masing calonnya dalam Pilkada 2018. Faktor figur Cagub dan Cabup tidak menjadi faktor utama kemenangan dalam pilkada kali ini, meskipun tetap menjadi faktor yang signifikan. Bisa jadi calon yang sebenarnya dianggap bagus oleh pemilih, tetapi diusung oleh parpol yang bukan pendukung capres pilihan pemilih, ada kemungkinan tidak akan dipilih. Tentu ini sebenarnya disayangkan. Namun itulah resiko ketika Pilkada saat ini sangat dibayang bayangi oleh Pilpres 2019.
Dengan empat faktor di atas maka banyak hal yang memang belum bisa diprediksi dalam Pilkada kali ini. Bisa jadi akan banyak hal yang membuat kita terkejut dan keheranan. Siap-siap saja! Wallahu alam.
*Penulis adalah Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010