Hadapi Pandemi dengan Langkah Tegas Sekaligus Persuasif
Penyebaran wabah virus Covid-19 di luar Cina menjadi perhatian dunia. Italia, Spanyol, dan Jerman menghadapi situasi yang berat. Demikian juga dengan Amerika Serikat. Pantauan di situs worldometer menunjukkan total angka kematian di Italia akibat wabah ini berada di angka 6.077 jiwa atau dua kali lipat dibanding Cina per 23 Maret 2020.

Penyebaran wabah virus Covid-19 di luar Cina menjadi perhatian dunia. Italia, Spanyol, dan Jerman menghadapi situasi yang berat. Demikian juga dengan Amerika Serikat. Pantauan di situs worldometer menunjukkan total angka kematian di Italia akibat wabah ini berada di angka 6.077 jiwa atau dua kali lipat dibanding Cina per 23 Maret 2020.
Sementara untuk pertambahan kasus baru menunjukkan jumlah tertinggi di Negri Paman Sam yakni pada angka 9.971 pasien. Para ilmuwan yang telah memerangi pandemi menggambarkan langkah-langkah sulit yang diperlukan untuk mempertahankan Amerika Serikat dari patogen yang bergerak cepat.
Upaya yang jitu dalam melawan wabah bukan tidak mungkin. Bukti nyata menunjukkan kemenangan setidaknya di pertempuran awal menghadang pandemi global ini. Cina, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan telah menunjukkan bahwa, dengan upaya yang sangat besar, penularan dapat segera diatasi. Demikian laporan New York Times dalam artikel The Virus Can Be Stopped, but Only With Harsh Steps (23/3/2020).
Setidaknya angka penyebaran telah terkendali dan semua pasien tertangani. Layanan kesehatan tidak kewalahan. Apakah negara lain seperti Amerika Serikat dan Indonesia dapat mengikuti jejak keberhasilan Cina dan beberapa negara itu? Kuncinya ada pada tingkat koordinasi, alokasi anggaran yang cukup dan tepat, dan tingkat kepercayaan dan kerja sama yang luar biasa dari warga negara. Ini juga akan membutuhkan kemitraan internasional di dunia yang saling terhubung.
Masih menurut laporan NYT, meskipun ada insiden penyebaran yang merajalela, seperti yang terjadi pada kapal pesiar Diamond Princess, coronavirus lebih sering menginfeksi kelompok anggota keluarga, teman dan rekan kerja, kata Dr. David L. Heymann, yang mengetuai panel ahli yang memberi nasihat kepada Organisasi Kesehatan Dunia. pada keadaan darurat.
Tidak ada yang tahu pasti mengapa virus menyebar dengan cara ini, tetapi para ahli masih melihat celah. Menurut Heymann kita bisa membuat kluster dan perlu mengidentifikasi dan menghentikan wabah secara diskret atau terpisah , dan kemudian melakukan pelacakan kontak yang ketat. Surveilans atau pelacakan ini merupakan tantangan tersendiri. Kerjasama dari masyarakat terutama pasien terpapar sangat penting.
Hal itu membutuhkan cara kerja yang cerdas dan adaptif dengan cepat oleh pejabat kesehatan, dan kerja sama yang nyaris total dari masyarakat. Pengendalian menjadi realistis hanya ketika orang menyadari bahwa bekerja bersama adalah satu-satunya cara untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang yang mereka cintai.
Orang harus dibujuk untuk tetap di rumah dan sebuah sistem diberlakukan untuk mengisolasi orang yang terinfeksi dan merawat mereka di luar rumah. Pembatasan perjalanan harus diperpanjang, produksi masker dan ventilator harus dipercepat, dan masalah pengujian harus diselesaikan.
Tapi taktik seperti isolasi paksa, penutupan sekolah dan pelacakan GPS yang meluas dari pasien membawa reaksi yang lebih beragam. Di Cina sistem politiknya sentralistik. Bagaimana di negara liberal? Suatu negara yang secara fundamental berkomitmen pada kebebasan individu dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dapat belajar untuk beradaptasi dengan banyak dari langkah-langkah yang bersifat memaksa oleh otoritas.
Indonesia juga mungkin bersandar pada kesukarelaan. Pada tingkat tertentu upaya penertiban telah dilakukan oleh aparat. Namun dengan jumlah penduduk dan kulturnya yang belum mantap dalam penegakan disiplin maka inisiatif untuk mengajak masyarakat untuk lebih peduli menjadi opsi paling mungkin.