Minimalisir Penularan, Penting Dilakukan Pemetaan Rumah Sakit Rujukan Covid-19

Pemetaan ini penting agar masyarakat yang ingin ke rumah sakit untuk cek atau mendatangi pasien dapat mengetahui tempat mana saja yang dapat didatangi, sehingga resiko penularannya minim.

Minimalisir Penularan, Penting Dilakukan Pemetaan Rumah Sakit Rujukan Covid-19
dr Nurul Wahdah Sp.KP

MONITORDAY.COM - Indonesia saat ini tengah menghadapi wabah corona (Covid-19). Beberapa langkah ditempuh pemerintah guna meminimalisir penyebaran virus yang dikabarkan pertama kali mewabah di Wuhan, Tiongkok itu.

Mulai dari himbauan untuk tetap berada di rumah, bekerja dan belajar di rumah, hingga menyiapkan fasilitas kesehatan dan menentukan rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19. Social distancing menjadi kampanye pemerintah saat ini agar mengurangi paparan Covid-19.

Tenaga medis dari Balai Kesehatan Penerbangan, Kementerian Perhubungan RI, dr Nurul Wahdah Sp.KP menilai, selain social distancing, pemetaan rumah sakit rujukan Covid-19 juga penting dilakukan. Hal ini dinilai penting guna minimalisir resiko penularan dari pasien yang dinyatakan positif di rumah sakit.

"Pemetaan (cluster) idealnya sangat diperlukan. Paling tidak walau dalam satu RS harus benar di pisahkan setelah terdiagnosa oleh dokter dengan anamnesa dan pemeriksaan penunjang tentunya," ujar dr Nurul, dalam keterangan tertulis kepada monitorday.com, Kamis (19/3).

"Sehingga medis dan orang sekeliling pasien dapat segera dihimbau untuk mengedepankan keselamatan diri maupun orang-orang yang memiliki riwayat kontak dan risiko tinggi terpapar," lanjut dia.

Menurut dr Nurul, pemetaan ini penting agar masyarakat yang ingin ke rumah sakit untuk cek atau mendatangi pasien dapat mengetahui tempat mana saja yang dapat didatangi, sehingga resiko penularannya minim.

Selain itu, data terkait pemetaan rumah sakit itu harus segera dirilis ke publik agar masyarakat yang hendak cek corona mengetahui rumah sakit mana saja yang memfasilitasi. Karena menurut dia, ada beberapa rumah sakit swasta yang takut kalau ketahuan merawat pasien Covid-19.

"Dibutuhkan data cluster di Indonesia secara real-time sehingga para tenaga medis dan masyarakat dapat mengantisipasi dan menghindari lokasi yang berisiko tinggi untuk terjadi penularan," ujarnya.

Terkait adanya beberapa fasilitas seperti wisma dan hotel yang disiapkan pemerintah untuk menampung pasien corona, dr Nurul menilai hal tersebut baik selagi didukung oleh tenaga medis dan fasilitas yang memadai.

"Tidak apa-apa asal siap SDM serta prasarana pendukungnya. Semakin banyak tempat rujukan mempermudah masyarakat untuk mendapat fasilitas kesehatan secara cepat dan tepat terutama yang mendukung Covid-19 ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, dokter Unit Transfusi Darah PMI DKI Jakarta itu mengatakan, yang penting diketahui juga saat ini adalah perhitungan jumlah kasus COVID-19 yang tersebar di masyarakat. Hal itu penting agar rumah sakit, tenaga medis, hingga fasilitas bisa dipersiapkan.

"Dengan perkiraan kasus bergejala klinis ringan, sedang, dan berat untuk menjadi persiapan kebutuhan RS, medis serta perlengkapan lainnya," tegasnya.

Terakhir, dr. Nurul mengimbau kepada masyarakat tetap tenang dan jangan panik. Terapkan pola hidup sehat dan ikuti ajuran dan himbauan pemerintah seperti melakukan social distancing.

"Jangan panik atau khawatir berlebih. panik hingga stress dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Stres membuat otak meningkatkan produksi hormon kortisol, yang merusak fungsi sel T melawan infeksi," tandasnya.