Menyiapkan Generasi Digital Dengan Pengenalan Coding Sejak Dini

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo dalam sambutannya meminta PBNU agar memulangkan Ainun Najib yang bekerja di Singapura. Ainun Najib merupakan sosok muda NU yang mempunyai karya dalam bidang pemrograman. Karyanya antara lain kawal pemilu dan kawal covid-19.
Ainun Najib merupakan gambaran ideal dari generasi di era digital. Dimana beragam persoalan bisa diselesaikan dengan perangkat digital. Persoalannya berapa banyak generasi penerus kita yang seperti Ainun Najib? Sejauh mana kita mempersiapkannya?
Dalam kurikulum yang dirancang pemerintah, pembelajaran mengenai perangkat digital disertai beragam aspeknya sudah dipelajari dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sayangnya pembelajaran TIK baru menyentuh ke pembelajaran mengenai hardware komputer dan software microsoft office atau desain grafis.
Sementara itu tantangan ke depan lebih dari itu. Munculnya aplikasi-aplikasi besar seperti facebook, whatsapp, instagram yang dibuat di luar negeri meniscayakan kemampuan coding yang mumpuni. Dalam hal ini India lebih siap dibanding Indonesia. Diperlukan terobosan guna meningkatkan kemampuan coding anak bangsa. Karena selama ini keahlian coding baru dipelajari di tingkat SMA atau Perguruan Tinggi.
Salah satu inovasi pemerintah yang patut diapresiasi adalah upaya pengenalan coding sejak dini. Bahkan sejak anak berada di tingkatan PAUD. Dilansir dari Direktorat PAUD, pembelajaran coding diintegrasikan melalui 4 (empat) bagian, sebagaimana berikut ini:
- Pengintegrasian pembelajaran coding ke dalam KTSP yang dimiliki atau dikembangkan di satuan/lembaga PAUD. Pada lingkup ini, pengintegrasian dilakukan mulai dari visi, misi, tujuan, program pengembangan, muatan, alokasi waktu, dan kalender pendidikan hingga ke berbagai kegiatan pendukung yang relevan.
- Pengintegrasian pembelajaran coding ke dalam pengembangan RPP di satuan/lembaga PAUD. Pada lingkup ini, pengintegrasian dilakukan mulai dari program semester, RPPM, RPPH, dan rencana penilaian hingga ke setiap komponen yang terdapat dalam jenis-jenis perencanaan yang digunakan.
- Pengintegrasian pembelajaran coding ke dalam metode atau kegiatan, media, dan sumber belajar yang diterapkan di satuan/lembaga PAUD. Pada lingkup ini, pembelajaran diintegrasikan dengan kegiatan bermain yang dilakukan anak serta media/bahan/alat main yang digunakan anak. Bahkan saat ini, pembelajaran dapat saja diintegrasikan dengan penerapan pendekatan STEAM, pembelajaran proyek, dan sebagainya.
- Pengintegrasian pembelajaran coding dengan kegiatan dan praktik penilaian di satuan/lembaga PAUD. Pada lingkup ini, pengintegrasian dilakukan baik dalam penerapan teknik penilaian, pendokumentasian, maupun dalam penyusunan laporan perkembangan anak.
Dalam kerangka penguatan literasi dasar di PAUD, istilah coding dimaknai secara luas. Pembelajaran coding berarti kegiatan yang dapat memberikan stimulasi sejak usia dini terhadap cara anak berpikir, anak berpikir kreatif, sikap bekerjasama dan berkomunikasi anak.
Kegiatannya tidak hanya dimaknai sebagai penggunaan atau penerapan komputer atau perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dikenal dengan istilah plugged coding, tetapi juga meliputi keseluruhan kegiatan pembelajaran coding tanpa menggunakan perangkat komputer yang dikenal dengan istilah unplugged coding.
Lebih jauh lagi, kegiatan pembelajaran coding dapat diterapkan secara kombinasi dan/atau silih berganti antara pendekatan plugged coding dan unplugged coding. Akan tetapi, keputusan integrasinya, baik konteks maupun muatannya, diserahkan kepada satuan/lembaga PAUD masing-masing.
Karena potensi penerapannya terbuka dan luwes, pembelajaran coding akan memberikan dampak yang utuh terhadap berbagai dimensi perkembangan anak usia dini jika dikelola dengan optimal.
Lantas apa manfaat belajar tentang coding? Coding sangat bermanfaat untuk melatih dan mengasah kreativitas anak dalam berpikir. Selain itu coding juga dapat melatih nalar, logika dan konsep mereka dalam berpikir, terutama dalam memecahkan permasalahan secara sistematis.
Jika pembelajaran coding sejak dini sudah bisa dimasifkan di seluruh Indonesia , maka lahirnya generasi digital yang unggul bukanlah mimpi. Era industri 4.0 dan metaverse pun tak berhenti sebagai slogan, melainkan bisa diejawantahkan dalam kehidupan.