Menristekdikti: Pondok Pesantren Aset Pemersatu Bangsa

Pesantren dan santri harus mampu berperan menjadi lokomotif kemajuan negara

Menristekdikti: Pondok Pesantren Aset Pemersatu Bangsa
istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Berdasarkan data Kementerian Agama jumlah santri pondok pesantren yang ada di seluruh Indonesia mencapai 3,65 juta orang yang tersebar di 25.000 pondok pesantren. Karena hal itu pula, pesantren menjadi elemen penting dalam kehidupan bernegara.

"Pesantren dan santri merupakan elemen penting dalam kehidupan bernegara dan aset bagi kemajuan bangsa," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, saat kunjungan kerja di Pondok Pesantren Al-Ishlah, Subang, Jawa Barat, (23/5).

Menristekdikti mengajak pegiat pesantren dan santri untuk mencapai cita cita bangsa secara bersama-sama. "Pesantren dan santri harus mampu berperan menjadi lokomotif kemajuan negara sekaligus menjadi elemen pemersatu bangsa," tuturnya.

Nasir memaklumi bangsa ini masih memiliki sejumlah permasalahan yang belum bisa sepenuhnya dipecahkan, antara lain kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sosial.

"Kita juga didera persoalan penyebaran penyalahgunaan narkoba dan darurat narkoba, juga radikalisasi dan terorisme serta upaya-upaya merongrong dan melemahkan kokoh dan utuhnya NKRI," ujar Nasir .

Menristekdikti menilai pesantren sebagai pihak yang telah turut berjuang ikut memerdekakan bangsa, tentunya tidak rela jika NKRI diganggu melalui cara apapun.

Untuk itu lanjutnya, pesantren dan santri di dalamnya diajak terlibat aktif menjadi penggerak perdamaian di Indonesia dan turut mencegah tumbuhnya radikalisme di tengah masyarakat. "Pondok pesantren adalah tulang punggung untuk menciptakan kedamaian di Indonesia," tegas Nasir.

Menristekdikti Mohamad Nasir juga menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan pendidikan pesantren dan pemberian beasiswa bagi santri yang tidak memiliki biaya.

"Jangan sampai santri ketinggalan, tertinggal di bidang pendidikan tinggi. Ini penting untuk memajukan pendidikan dan meningkatkan kondisi ekonomi para santri. Bila ada santri yang masuk perguruan tinggi dan tidak ada biaya dan ditolak oleh kampus, maka temui saya Menristekdikti saya akan bantu," tutup Nasir.