Menko PMK Gendeng PBNU Kawal Gerakan Revolusi Mental
Kemenko PMK dan PBNU jalin kerjassama dan MoU. Kerjasama tersebut merupakan langkah nyata untuk menjalankan revolusi mental secara efektif.
MONDAYREVIEW.COM – Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menjadlin kerjasama dan MoU dengan PBNU tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Kerjasama tersebut merupakan langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan revolusi mental secara efektif, yakni melakukan pembangunan karakter mental bangsa menuju Indonesia yang berdaulat, bermartabat, berketahanan, mandiri, dan berkepribadian.
"MoU ini sangat penting karena PBNU adalah ormas Islam terbesar yang konsisten menjaga Islam Nusantara dan tetap berjalan dengan komitmen mengawal NKRI. Sinergi pemerintah dengan NU melalui program-program pendidikan umum dan agama di pesantren akan sangat efektif dalam membangun revolusi mental," jelas Puan.
MoU ini ditandatangani langsung oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (3/5). Penandatanganan MoU dihadiri para pengurus PBNU, sejumlah pejabat Kemenko PMK, termasuk Ketua Pokja Revolusi Mental Arif Budimanta.
Lebih lanjut Puan mengungkapkan PBNU memiliki modal yang sangat besar dalam membentuk karakter bangsa. Maka itu dengan adanya modal tersebut pemerintah harus menggandeng PBNU untuk ikut andil dalam menggerakan revolusi mental.
“Memiliki sedikitnya 22 ribu pondok pesantren di Indonesia tentu harus digandeng dalam menggerakkan revolusi mental dan keutuhan bangsa, demikian juga sebaliknya pemerintah pun harus hadir di pesantren untuk membangun sinergi,” katanya.
Puan juga mengatakan bahwa dalam MoU ini juga terkait kesejahteraan, misalnya bagaimana Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar bisa masuk ke pesantren. Ini bagian dalam upaya menyiapkan putra putri bangsa Indonesia di masa depan yang memiliki tantangan global yang berat.
“Pemerintah dan NU harus bergotong royong. Revolusi mental harus dilakukan oleh semua lapisan dan diapresiasi NU sehingga saya optimis akan berjalan maksimal,"tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan langkah Menko PMK menggandeng PBNU sudah sangat tepat, sebab yang masih punya jatidiri dan karakter kebangsaan kuat ya NU dengan ribuan pesantren di Indonesia.
"Yang masih punya jati diri dan integritas kuat adalah NU terutama santri pesantren. Kiai ulama tidak disuruh dan tak dibayar bahkan tak diminta tapi selalu dan setiap saat menasehati umat agar sabar, akur, selalu tolong menolong dan tetap optimis. Ini bentuk nyata bagaimana kiai kampung selalu konsisten membangun karakter bangsa dan jati diri bangsa," ujar Kiai Said.
Kiai Said menjelaskan, membangun karakter bangsa sangat penting dilakukan karena tantangan di era digital sangat berat. Bahkan kemajuan IT telah membuat negara-negara di Timur Tengah ambruk karakternya.
"Gara-gara kemajuan IT mereka tak mampu mempertahankan jatidirinya. Kalau warga NU Insya Allah enggak terpengaruh,"ujarnya.