Menjadi Mata Air Kehidupan

Menjadi Mata Air Kehidupan
Foto: freepik

MONITORDAY.COM - Keidentikan air dengan kehidupan tak mungkin bisa dipisahkan. Allah Swt menciptakan segala sesuatu dari air, termasuk makhluk hidup. “Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (Q.S Al-Anbiya: 30)

Di lembaran yang lain, Al-Quran menyebutkan, “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu.” (Q.S Ibrahim: 32)

Tak hanya kedua firman di atas, ayat tentang air ternyata berjumlah lebih dari 200-an disebut dalam Al-Quran. Sungai, danau, laut, air hujan, mata air sampai air yang mengalir di Surga, semuanya lengkap tertera di dalamnya.

Al-Quran berisi kebenaran, maka tak heran jika apa yang diungkapkan Al-Quran bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Tentang air, ilmu pengetahuan mengiyakan bahwa kehidupan berasal dari air.

Diantara planet yang ada dalam galaksi bima sakti, hanya planet bumi-lah yang layak ditempati dan paling mungkin adanya kehidupan. Bumi bahkan dijuluki planet biru karena komposisinya diisi oleh 70% air, sedangkan 30% nya daratan.

Fleksibilitas adalah karakter air. Air menjadi satu-satunya zat yang taat pada harmonisasi alam. Ia mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat rendah, ia menguap jika terkena panas, membeku jika terkena dingin.

Tugasnya yang paling mulia adalah meresap ke tanah, lalu menguap menuju awan, dan turunlah rahmat berupa hujan yang menyuburkan bumi. Alam semesta tak pernah durhaka, ia selalu bertasbih di bawah kehendak Allah. Kita pasti belum pernah mendengar air yang durhaka, bukan? Yaa kecuali air mani, meski disebut air hina, itupun bukan zatnya yang durhaka, tapi penggunanya yang menjadikan ia hina.

Selain itu, ilmuwan mengatakan bahwa 70% dari tubuh manusia pun berupa air. Manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan, tapi tidak tanpa air. Tampaknya tidak kita temukan kontroversi dalam pembahasan teori air yaa. Air adalah kehidupan dan itu fakta.

Karena mentafakuri air akhirnya terlontar sebuah tanya dalam benak penulis. Jika kita selalu dihidupi oleh air, bisakah kita menjadi mata air yang menghidupi suatu kehidupan? Jawabannya ternyata bisa.

Dalam konteks ini, air yang penulis maksud bukan zat air dalam bentuk yang sesungguhnya. Air yang penulis maksud adalah air secara filosofi, tentang hidup. Tentang manusia yang bermanfaat, yang mampu mengalirkan jalan kehidupan orang lain.

Penulis sebagai warga Jawa Barat tak asing saat mendengar sebuah nama berinisial KDM, “Ohh beliaau.. Kang Dedi Mulyadi, mantan bupati Purwakarta.” Penulis sengaja menyebut beliau karena beliaulah bukti konkret manusia yang bisa menjadi mata air kehidupan.

Melalui kanal youtubenya, KDM biasa mengabadikan momen blusukan menemui warga yang terlihat membutuhkan untuk kemudian beliau bantu. Tak jarang, para subscriber dibuat terenyuh dalam setiap tayangan KDM.

Bagaimana tidak? Setiap orang yang ditemuinya di jalan, beliau beri mereka kehidupan. Ada banyak pengemis, pemulung, pengangguran, buruh angkut, lansia yang masih bekerja, mereka semua beliau berdayakan dengan dimodali usaha atau dicarikan pekerjaan. Luar biasa, bukan? Andai saja 70% populasi bumi didominasi orang seperti beliau, maka yang ada hanya kesejahteraan, tidak ada tuh kemiskinan.

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menjadi khalifah yang menciptakan kemakmuran di bumi. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah berusaha sekuat mungkin agar bisa bermanfaat dan menjadi mata air kehidupan untuk orang lain.

Jika kita belum mampu menjadi mata air, setidaknya kita harus menjadi pipa-pipa yang mengalirkan air dari sumbernya. Meski belum mampu menjadi sumber kehidupan orang lain, setidaknya kita harus bisa mengalirkan berkah dan kebaikan sekecil tersenyum.

Esensi dari air itu adalah hidup. Air mengajari manusia agar mampu menjadi mata air yang bermanfaat untuk hidup setiap orang. Belajarlah dari air, ia selalu tunduk pada kehendak Allah, dari dialah kehidupan tercipta, dan dialah yang bisa memanusiakan manusia.