Menguatkan Daya Tahan Mental Terhadap Covid-19

MONITORDAY.COM - Tahun 2017, penulis pernah mengikuti pelatihan simulasi Global Pandemic Supply Chain Simulation Exercises selama 2 hari. Skenario penangan avian influence (flu burung), dimana Muhammadiyah pernah terlibat program pengendalian flu burung pada tahun 2005-2009. Ketika itu pengaruh burung kepada manusia mengkhawatirkan, tapi dapet di kendalikan dengan baik karena komunikasi risiko dan kesiapsiagaan pemerintah pada masa itu handal dan piawai penanganannya, walaupun di kemudian hari flu burung selalu menjadi ancaman, sehingga pada tahun 2017 di selenggarakan simulasi pasca kejadian virus Ebola 2016 di Afrika. Muhammadiyah Disaster Management Center) (MDMC) sempat di hubungi oleh WHO untuk melakukan tanggap darurat ke Afrika, karena ada kendala internal, MDMC belum bisa menjawab panggilan tersebut.
Ketika wabah SARS-CoV-2 muncul di bulan desember 2019, beberapa orang yang pernah terlibat di penanggulangan flu burung & program TB-HiV AIDs melihat pola penangan ada kemiripan: jaga kebersihan, jaga jarak, & karantina, tidak lupa bermasker, sehingga ketika Indonesia sudah masuk Muhammadiyah yang paling siap dengan 83 rumah sakitnya, karena di dalamnya terdapat Disaster Medical Committee yang terlatih menghadapi mass casualties (korban massal), tapi kita terdapat pejabat negara bergaya ngak-ngik-ngok yang sifat anti kritik warisan neo kolonialisme imprealisme dipakai, maka Indonesia amat lamban dan serba salah kaprah menangani wabah covid-19 ini.
Melihat berbagai kejadian wabah yang melanda di berbagai belahan dunia, ada satu hal unsur terpenting dari penguatan diri, yaitu memiliki mental endurance (daya tahan mental), atau kalau di kalangan olahragawan lebih sering memakai mental toughness (ketangguhan mental). Mental endurance memerlukan empat komponen penting: keyakinan diri, komitmen, pengendalian diri, dan pengaturan tekanan. Kemudian menantang diri untuk melakukan hal-hal yang baik serta mawas diri dengan hati-hati dan menjaga akal sehat.
Doa juga merupakan hal terpenting dari segi merawat kesehatan jiwa, bila kita benar memahami makna apa yang sudah di anjurkan oleh Baginda Muhammad Rasulullah SAW dimana dalam kandungan doa tersebut termuat kata: "Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit yang buruk". Kata gila dalam doa menunjukkan karena wabah ini sudah ada ketidakwaras orang dalam melihat fakta kejadian di akal sehat nyaris tidak berfungsi dengan baik disebabkan keracunan banjir informasi yang salah rujukan dan ketidakmampuan memilih mana yang benar dan salah, serta keenggan mengoptimalkan daya fikir kritisnya, dimana semua proses akal sehat di bunuh oleh satu kata: konspirasi.
Maka daya tahan mental terhadap covid-19 perlu ditata sebaik mungkin, Vince Lombardi menyampaikan bahwa ketangguhan mental adalah persoalan pikiran, anda bisa menyebutkannya karakter yang beraksi. Wabah ini akan lebih lama, berdasarkan sejarah tidak kurang dari dua tahun, maka siapkan dan siagakan diri untuk perjalanan yang panjang, seolah-olah engkau berenang di tengah lautan untuk bertahan hidup. Saya akhiri dengan mengutip dari perkataan Ignatius of Loyola berkata: "Berdoalah seolah-olah Tuhan akan mengurus semuanya; bertindak seolah-olah semuanya terserah Anda".
Abdoel Malik
Bidang Advokasi & Kerjasama
Muhammadiyah Covid-19 Command Center Pusat