Liechtenstein : Potensi Investasi dari Negeri Kecil Nan Kaya Raya

Kita bangga sebagai negara besar. Namun jangan pula meremehkan negeri yang berukuran kecil. Semua memiliki potensi. Apalagi jika negeri itu kaya raya. Salah satunya adalah Liechtenstein. Sepertiga penduduk negeri ini adalah jutawan. Jumlah perusahaan yang terdaftar di sana lebih banyak daripada jumlah penduduknya. Hal itulah yang membuat Dubes Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad tertarik untuk mendorong kerjasama ekonomi. Menurut Muliaman Liechtenstein, negara dengan pasar domestik terbatas dan ekonomi ekspor tinggi, membutuhkan tempat menyalurkan uangnya, dan Indonesia merupakan pasar yang menarik.

Liechtenstein : Potensi Investasi dari Negeri Kecil Nan Kaya Raya
ilustrasi/ bussines insider

MONDAYREVIEW.COM – Kita bangga sebagai negara besar. Namun jangan pula meremehkan negeri yang berukuran kecil. Semua memiliki potensi. Apalagi jika negeri itu kaya raya. Salah satunya adalah Liechtenstein. Sepertiga penduduk negeri ini adalah jutawan. Jumlah perusahaan yang terdaftar di sana lebih banyak daripada jumlah penduduknya.

Hal itulah yang membuat Dubes Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman D. Hadad tertarik untuk mendorong kerjasama ekonomi. Menurut Muliaman Liechtenstein, negara dengan pasar domestik terbatas dan ekonomi ekspor tinggi, membutuhkan tempat menyalurkan uangnya, dan Indonesia merupakan pasar yang menarik.

Liechtenstein memiliki perekonomian yang terintegrasi dengan perekonomian Swiss, dan sama-sama menggunakan mata uang Swiss Franc. Negara ini memiliki sektor jasa keuangan yang makmur, dengan industri besar lainnya termasuk elektronik, manufaktur logam, produk gigi, instrumen optik, dan obat-obatan.

Nilai tambah tinggi dihasilkan terutama oleh sektor industri yang kuat dan sektor jasa keuangan. Sekitar 40% dari pekerjaan dan 37% dari PDB dihasilkan oleh industri dan manufaktur. Angka tersebut luar biasa tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. Sementara pusat keuangan dan finansial Liechtenstein menghasilkan 27% dari PDB negara .

Liechtenstein juga merupakan tempat menarik sebagai pusat keuangan dan bisnis, dikarenakan kondisi politik negara tersebut yang stabil, dan memiliki akses langsung kepada pasar Uni Eropa dan Swiss.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Liechtenstein dimulai sejak tahun 1998. Negara dengan penduduk 38.557 memiliki luas area hanya sekitar 160 kilometer persegi, merupakan negara terkecil keempat di Eropa, setelah Vatikan, Monako, dan San Marino.

Meskipun berpenduduk kecil, Liechtenstein salah satu negara terkaya di dunia. Negara yang berbatasan dengan Swiss dan Austria memiliki PDB per kapita sebesar $165,028 (setara Rp2,3 miliar) .Diperkirakan sepertiga dari populasi Liechtenstein merupakan jutawan.

Dengan potensi ekonomi yang dimiliki Liechtenstein, Dubes Muliaman D. Hadad menyatakan penunjukan Konsul Kehormatan RI di Liechtenstein jadi momentum positif untuk hubungan bilateral kedua negara, terlebih kerja sama ekonomi telah diperkuat dengan penandatanganan IE – CEPA di tahun 2018.

Sesuai saran Pangeran Alois Liechtenstein sebagai Kepala Negara Liechtenstein Indonesia menugaskan Roland A. Jansen, pebisnis yang aktif untuk mempromosikan bioenergi. Ia memiliki cita-cita untuk membantu Indonesia mengembangkan usaha penyulingan hayati  yang menghasilkan energi bersih  yang berasal dari limbah kelapa sawit.

Liechtenstein  beribu kota Vaduz adalah sebuah wilayah kerajaan seluas kurang lebih 160 kilometer persegi yang terkurung daratan ganda. Terletak di tepi timur Sungai Rhein di antara negara Austria dan Swiss, segala urusan luar negeri negara berbahasa Jerman ini diurus oleh Swiss.

Liechtenstein terkenal pula dengan jasa perbankan dan mengandalkan pendapatan dari sektor pariwisata. Meskipun sumber daya alamnya terbatas, Liechtenstein adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki lebih banyak perusahaan terdaftar daripada warga negara; ia telah mengembangkan ekonomi perusahaan bebas yang makmur dan sangat terindustrialisasi serta menawarkan sektor jasa keuangan serta standar hidup yang lebih baik dibandingkan dengan yang ada di daerah perkotaan tetangga Eropa Liechtenstein yang jauh lebih besar.

Pemerintahnya berupaya menyelaraskan kebijakan ekonomi dengan kebijakan Eropa yang terintegrasi. Pada 2008, tingkat pengangguran mencapai 1,5%. Liechtenstein hanya memiliki satu rumah sakit, Landesspital Liechtensteinisches di Vaduz. Pada 2014 CIA World Factbook memperkirakan produk domestik bruto (PDB) berdasarkan paritas daya beli menjadi $ 4,978 miliar. Pada 2009, perkiraan per kapita adalah $ 139.100, yang tertinggi untuk dunia.

Industri termasuk elektronik, tekstil, instrumen presisi, manufaktur logam, peralatan listrik, baut jangkar, kalkulator, obat-obatan, dan produk makanan. Perusahaan internasional dan perusahaan terbesarnya yang paling dikenal adalah Hilti, produsen sistem pengikat langsung dan alat-alat listrik kelas atas lainnya. Banyak ladang budidaya dan pertanian kecil ditemukan di Oberland dan Unterland. Liechtenstein memproduksi gandum, gandum, jagung, kentang, produk susu, ternak, dan anggur.

Pemerintah Liechtenstein mengenakan pajak penghasilan pribadi, pendapatan bisnis, dan pokok (kekayaan). Tarif dasar pajak penghasilan pribadi adalah 1,2%. Ketika dikombinasikan dengan pajak penghasilan tambahan yang dikenakan oleh komune, tarif pajak penghasilan gabungan adalah 17,82%. Inilah peluang bagi para pengusaha Indonesia untuk menggaet investasi dari negeri para jutawan.