Mengikis Ketimpangan, Pemerintah Menggalakkan Program Beasiswa Bidik Misi
Beasiswa bidik misi mencakup biaya pendaftaran, biaya kuliah, dan biaya hidup penerima beasiswa sampai selesai kuliah ditanggung pemerintah.

MONDAYREVIEW.COM – Pendidikan dipercaya mampu menjadi sarana mobilitas vertikal. Ketimpangan yang ada pun dapat dikikis dengan pendidikan yang terjangkau dan dapat diakses. Di tengah ketimpangan yang terjadi di Indonesia, maka pendidikan merupakan solusi untuk mengikis jarak antara si kaya dan si miskin.
Seperti dilansir Kompas, pemerintah menyiapkan dana abadi hingga tahun 2030 yang diperkirakan mencapai Rp 400 triliun. Dana itu akan dipakai untuk beasiswa bagi mahasiswa pascasarjana dan sekolah menengah demi mewujudkan pendidikan inklusif dan memacu mutu sumber daya manusia. Dana abadi tersebut telah ada sejak tahun 2010 dan dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2012, dari 20% anak Indonesia dari keluarga miskin, hanya 10%-nya mengecap pendidikan tinggi. Dengan demikian pendidikan tinggi lebih “ramah” diakses anak-anak dari keluarga berekonomi menengah ke atas.
Bagi keluarga miskin, pemerintah sendiri telah menyediakan beasiswa bidik misi terbuka bagi lulusan pendidikan menengah dari keluarga ekonomi lemah yang kuliah di perguruan tinggi. Beasiswa bidik misi mencakup biaya pendaftaran, biaya kuliah, dan biaya hidup penerima beasiswa sampai selesai kuliah ditanggung pemerintah.