Balap Lari Liar, Kompetisi Unik di Tengah Pandemi

Sekelompok remaja yang berinisiatif mengadakan kompetisi balap lari liar.

Balap Lari Liar, Kompetisi Unik di Tengah Pandemi
Sumber gambar: antaranews.com

MONDAYREVIEW.COM – Masa remaja identik dengan kelebihan energi yang mesti disalurkan. Jika disalurkan ke arah positif, maka para remaja akan menekuni hobi seperti olah raga. Namun jika disalurkan ke arah negatif, maka penyalurannya bisa jadi akan ke arah negative seperti tawuran dan obat-obatan terlarang. Perilaku yang negative lainnya adalah balapan motor liar, atau dikenal dengan istilah trek-trekan. Balapan motor liar mengandung resiko kecelakaan dan mencelakakan orang lain. Hal ini membuat polisi selalu menertibkan kelompok remaja yang melakukan aktifitas tersebut.

Jika biasanya anak muda nekad melakukan trek-trekan, maka ada fenomena unik pada masa pandemic ini. Yakni sekelompok remaja yang berinisiatif mengadakan kompetisi balap lari liar. Walaupun sama dengan trek-trekan, yakni dilakukan secara liar dan tanpa izin resmi, namun balapan ini dianggap menarik perhatian banyak orang. Hal ini karena para penggagasnya juga membuat gimmick-gimmick menarik di media sosial. Misalnya para atlet lari liar ini dipertunjukan profilnya dengan kekuatan dan skillnya. Balap lari liar juga dianggap tidak berbahaya seperti balap motor liar.

Berdasarkan informasi dari pelaku balap lari liar, kegiatan ini awalnya diadakan iseng-iseng saja. Namun lama kelamaan menyebar dan menjadi viral. Kegiatan ini juga menyediakan hadiah yang diperoleh dari patungan para peserta lari. Para peserta yang rata-rata masih SMA itu mempunyai semacam bos yang memegang satu sampai beberapa orang peserta. Para bos ini kemudian yang melakukan taruhan dan menjadi donator dalam lomba lari. Sayangnya memang sistem ini tidak murni adu ketangkasan semata, namun ada unsur judi jika ditinjau dari ajaran agama.

Mereka mengadakan kegiatan balap lari liar pada malam hari di jalan utama yang bisa digunakan. Mengenai respon masyarakat dan pemerintah, mereka mengatakan bahwa masyarakat ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan aktifitas balap lari liar. Namun masyarakat tidak sampai membubarkan kegiatan mereka. Adapun mereka pernah dibubarkan oleh polisi atas laporan masyarakat, alasannya adalah karena membuat kerumunan dalam situasi covid-19. Hal ini bisa dimengerti mengingat di masa covid-19 memang tidak boleh mengadakan kerumunan.

Dalam situasi pandemic, para remaja ini mau tidak mau harus memenuhi aturan pemerintah untuk tidak mengadakan kerumunan terlebih dahulu. Karena itu memang aktifitas yang melibatkan massa perlu diliburkan dulu untuk sementara waktu. Namun dalam kondisi normal inisiatif balap lari liar ini mesti difasilitasi dan didampingi, mereka bisa jadi calon-calon atlet yang potensial jika diarahkan dengan benar. Lomba lari merupakan bagian dari olah raga atletik yang cabangnya senantiasa dipertandingkan dalam berbagai event olah raga seperti olimpiade, Asian Games, SEA Games bahkan Pekan Olah Raga Nasional.