Angkat Tema Bersatu Memajukan Indonesia, IMM Gelar Tanwir ke-28
Hari ini kita menghadapi fenomena banyak orang yang tidak bisa menerima perbedaan. Padahal dahulu HOS Cokroaminoto mendidik tiga murid yang berbeda ideologi, yakni Soekarno, Kartosuwiryo dan Semaun. Mereka bertiga bersahabat walau berbeda ideologi.

MONITORDAY. COM - Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) menggelar pembukaan tanwir IMM ke-28 di Asrama Haji lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (06/02/2020). Pelaksanaan tanwir IMM ke-28 akan berlangsung selama tiga hari hingga (09/02/2020).
Pembukaan yg di hadiri langsung oleh ketua umum pimpinan pusat muhammadiyah Prof. Dr. H .Haedar Nasier M.Si dan Ketua umum Pimpinan Pusat Aisyiah Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si., Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., Ketua Umum PWM NTB.
Dalam sambutan yang sekaligus Membuka TANWIR IMM ke-28, ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar nasir jika IMM ingin mendinamisasi gerakannya, perlu dipertimbangkan perubahan zaman yang terjadi.
“Kader IMM perlu meningkatkan kemampuan, kompetensi, dan kompetensi identitas IMM itu sendiri,” kata Haedar pada Kamis (06/02/2020) di Asrama Haji NTB H. Falahudd, M.Ag.
Melihat situasi saat ini, baik dalam konteks keumatan, dan kebangsaan, syarat perkembangan dan dinamika yang sangat kompleks. Diharapkan, diharapkan kader IMM dapat beradaptasi pada pengembangan, tetapi tetap berpijak pada identitas.
“IMM harus mendukung hari ini untuk menyonsong masa depan dengan tantangan yang kompleks,” tegas Haedar.
Haedar berpesan agar tanwir yang mengangkat tema “Bersatu Memajukan Indonesia” menjadi wadah untuk perdebetan intelektual, dan tajdid yang mendukung dengan keadaban akhlak yang baik.
Sementara itu, ketua umum DPP IMM Najih Prastiyo menyampaikan bahwa perbedaan pemikiran tidak boleh menjadi sumber perpecahan. Para pendiri bangsa mencontohkan bahwa walaupun berbeda ideologi namun bisa tetap bersahabat.
"Hari ini kita menghadapi fenomena banyak orang yang tidak bisa menerima perbedaan. Padahal dahulu HOS Cokroaminoto mendidik tiga murid yang berbeda ideologi, yakni Soekarno, Kartosuwiryo dan Semaun. Mereka bertiga bersahabat walau berbeda ideologi," ucap Najih.
Lebih lanjut, Najih juga menegaskan bahwa kita harus meninggalkan generasi penerus yang kuat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nisaa ayat 9. IMM mencoba mencetak generasi yang kuat secara intelektual melalui program Djazman English Course.
"Hari ini kita harus mempersiapkan SDM yang unggul salah satunya dalam bidang bahasa. Oleh karena itu DPP IMM membuat program unggulan pelatihan bahasa Inggris bernama Djazman English Course. Melalui program ini diharapkan lahir banyak kader yang bisa mendapatkan banyak beasiswa di luar negeri." tambah Najih.