Menengok Praktik Full Day School di Aceh

Menengok Praktik Full Day School di Aceh
Siswa Sekolah Dasar di Indonesia

MONDAYREVIEW.COM—Aceh. Setelah sebelumnya ramai diperbincangkan tentang wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy tentang Full Day School, kini beberapa pengalaman daerah atas praktik itu mulai bermunculan. Sebagaimana diketahui, Full Day School bukanlah hal baru dalam pengalaman pendidikan di Indonesia. Sebelumnya Indonesia sudah mengenal sistem pendidikan pondok pesantren dan akhir-akhir ini juga marak adanya sekolah terpadu dengan model Full Day School (FDS).

Hal ini juga merujuk pada pendapat Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada awal Agustus lalu bahwa sekolah sehari penuh bukan hal baru, beberapa sekolah swasta sudah menerapkan model pembelajaran semacam itu. "Jangankan full day, ada sekolah yang all day seperti pesantren. Pesantren kan siang dan malam belajar, ini bukan hal unik tapi biasa saja," tambahnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Zulkifli Hasan dalam sebuah kesempatan bahwa, sekolah-sekolah bertaraf internasional di Indonesia sudah menerapkan sekolah sehari penuh. Bahkan menurut Zulkifli seraya mencontohkan, "Sekolah yang saya bangun di Lampung tidak lagi menerapkan sekolah sehari penuh, tetapi sudah siang malam," ujarnya.

Ketua MPR mengatakan pendidikan di negara-negara maju sudah memberlakukan sekolah sehari penuh, tetapi Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas, memiliki daerah perdesaan dan perkotaan sehingga perlu kajian yang lebih mendalam untuk memberlakukan kebijakan sekolah sehari penuh itu.

Untuk itu, Zulkifli meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyosialisasikan rencana "sekolah sehari penuh" kepada masyarakat, agar wacana ini dapat terealisasi dengan baik. Lebih lanjut, Ketua Umum PAN ini menyebut Mendikbud perlu sosialisasi dan persiapan yang matang untuk memberlakukan sekolah sehari penuh ini."Saat ini seluruh sekolah Muhammadiyah sudah menerapkan sistem "boarding school" dan hasilnya bagus untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa," ujarnya

Praktik model pendidikan FDS juga telah diterapkan di kabupaten Aceh Barat, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Setidaknya terdapat dua sekolah dasar di wilayah ini yang menerapkan hal itu. Sistem ini dipandang mampu merangsang peningkatan kualitas mutu pendidikan.

Sebagaimana dilansir oleh kantor berita ANTARA, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh Barat Zulkarnaini, mengatakan sekolah FDS itu yakni SD percontohan dan SDN 14 Meulaboh, kedua sekolah ini menerapkan sistem proses belajar mengajar (PBM) sepenuh hari. "Hanya saja selama ini belum diberi nama istilah "full day school", SD percontohan itu sudah full belajarnya dari pagi sampai sore. Tapi untuk SDN 14 telah kita panggil kepala sekolah dan pengawas untuk kita dengarkan apa sudah melakukan sosialisasi ke orangtua anak didik," katanya senin lalu di Meulaboh.

Lebih lanjut Zulkarnaini menilai, penerapan belajar sepenuh hari tersebut sangat tepat dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan di daerah itu untuk membangun karakter serta pengawasan lebih dari sekolah terhadap anak didik, ketimbang membiarkan anak didik tinggal di rumah. Hal tersebut juga menyikapi rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendy menggagas sistem FDS untuk jenjang pendidikan SD-SMP di Indonesia.

Menurutnya, FDS adalan program pemerintah yang terintegrasi dalam pencapaian semua aspek peningkatan mutu dan kualitas tenaga pengajar serta berperannya sekolah tidak membiarkan anak didik sendirian saat orang tua mereka belum pulang dari tempat kerja.
"Kita pasti akan menerapkan itu, mungkin sebagai pilot projek adalah beberapa sekolah seputar kota Meulaboh dulu. Mengenai tenaga pengajar kita cukup, malahan banyak guru juga masih membutuhkan jam tambahan di sekolah lain untuk pencapaian jam mengajar sertifikasi,"jelasnya.[] HP