Masyarakat Dinilai Makin Paham Memilih Capres Berkualitas

Menjelang Pilpres 2019, kegiatan dukung-mendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden semakin gencar. Masyarakat diberikan pilihan-pilihan dengan melihat gerak tingkah para aktor politik yang nanti akan bertarung untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Masyarakat Dinilai Makin Paham Memilih Capres  Berkualitas
Pasangan Capres Cawapres, Jokowi-Ma'ruf Amin/istimewa

MONITORDAY.COM - Menjelang Pilpres 2019, kegiatan dukung-mendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden semakin gencar. Masyarakat diberikan pilihan-pilihan dengan melihat gerak tingkah para aktor politik yang nanti akan bertarung untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Masyarakat saat ini dinilai telah paham dengan dan mengerti betul calon yang akan dipilih di pilpres tahun depan. Seperti dikatakan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman bahwa masyarakat saat ini semakin mengerti siapa calon yang benar-benar ikhlas bekerja, dan mana yang asal menggunakan cara menjatuhkan lawannya untuk mendapat kedudukan.

Hal ini dikatakan Andy, melihat kinerja dan sikap Capres Joko Widodo dalam menghadapai berbagai problem yang ada. Contoh terbaru ketika berita bohong yang menghebohkan publik nasional yang dimaksudkan untuk mendiskreditkan namanya, Jokowi sebagai Presiden lebih memprioritaskan untuk membantu daerah bencana yang masyarakatnya sedang amat membutuhkan.

"Jokowi memilih tidak berkomentar dan fokus pada upaya mengatasi musibah bencana di Palu, Sigi dan Dongala. Jokowi bahkan tidak gentar menghadapi beragam kritikan dan terus menjalankan tugasnya dengan baik," kata Andy, dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/10).

Sementara di pihak lain, Andy amat menyayangkan sikap Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto yang justru amat reaktif terhadap kabar yang menjurus akan menyudutkan pemerintah. Padahal setelah diusut sang pelaku mengaku bahwa berita tersebut adalah bohong atau hoaks.

Selain itu, Andy juga mencatat ada beberapa hal yang dilakukan oleh mantan Pangkostrad era Orde Baru itu yang merupakan bohong, yang belakangan telah diketahui kekeliruannya. Pertama, ketika menyatakan diri menang Pilpres 2014 berdasar hasil survei internal. Kedua ketika Prabowo menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030 berdasar novel 'Ghost Fleet'. Ketiga adalah kasus Ratna Sarumpaet yang ia sebut sebagai pelanggaran HAM berat.

Menurut Andy, masyarakat dengan hal itu bisa tahu, mana yang benar- benar siap akan memimpin, dan mana berpijak pada berita hoaks. Karena itu Ia berharap agar memilih calon presiden dengan cerdas. Bisa dilakukan dengan melihat rekam jejaknya. 

"Kami berkomitmen untuk mewujudkan pesta demokrasi yang damai dan bermartabat," tegas Andy, yang juga anggota tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin ini.