KAM: Impor Beras Pengkhianatan Nawa Cita

.

KAM: Impor Beras Pengkhianatan Nawa Cita
ilustrasi foto

Monitorday, Jakarta - Keputusan  yang dilakukan pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 500.000 ton adalah suatu pengkhianatan Nawacita.

Pasalnya, Nawacita adalah janji kampanye Jokowi yang mengantarkannya menjadi Presiden.

Demikian dikatakan Kordinator Komunitas Anak Muhammadiyah (KAM), Amirullah Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/01).

”Kita sangat terkejut ,tindakan kebijakan yang dilakukan pemerintahan Jokowi untuk mengimport beras, ini suatu tindakan tidak masuk akal rasional sebab saat ini Petani sedangkan mengalami masa panen. Seharusnya di masa panen ini petani menikmati hasil jerih payahnya dengan harga yang agak tinggi. Ini kok malah di hancurkan,” katanya.

Lebih lanjut, Mantan Relawan Jokowi dalam Pilpres 2014 lalu ini, mengatakan Presiden seharusnya memegang  komitmen dalam menjalankan Nawacita sesuai janji kampanye. 

Nawacita, lanjutnya, memiliki arti sembilan harapan, salah satunya adalah Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

"Nah harapan rakyat ini lah yang di khianati oleh Jokowi,“ tegasnya.

Menurutnya, Presiden Jokowi tidak komitmen dengan apa yang telah diucapkan. Apalagi kita beberapa kali statmen Presiden Jokowi, yang mengaku sedih melihat Indonesia selalu mengimport  pangan, sehingga beliau memerintahkan menteri pertanian untuk segera  melakukan swasembada pangan.

“Tetapi kok tiba-tiba Presiden mensetujui import beras, berarti ini menunjukan Presiden tidak komitmen  sama yang diucapkannya,” tuturnya.

Okeh karenanya, Amirullah mengaku, pihaknya sangat menyayangkan kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah.

”Ini benar-benar tindakan yang menzholimi rakyat kecil yaitu Petani, yang dalam bahasa Soekarno adalah kaum Marhaenism,” Ujarnya.

Bahkan, jika kebijakan Impor Beras Ini tetap dilaksanakan, KAM sebagai Paguyuban anak-anak Muhammadiyah yang menyebar di seluruh Indonesia, akan mengajak para Komunitas Petani di Indonesia untuk melakukan perlawanan dengan turun ke jalan.

“Sekaligus menggalang supaya dalam Pilpres 2019 nanti, para Petani dan komunitas rakyat kecil di Indonesia  untuk tidak kembali memilih Presiden Jokowi lagi, ini kita lakukan untuk menjaga kedaulatan rakyat dan NKRI di masa depan,” Tegasnya.