Masih Banyak Peluang Investasi dan Ekspor ke Bangladesh

MONITORDAY.COM - Secara statistik perdagangan Indonesia dan Bangladesh meningkat dari waktu ke waktu. Dan yang lebih penting neraca perdagangan Indonesia dengan Bangladesh menunjukkan surplus. Salah satunya dari ekspor kelapa sawit sebagai komoditas pangan. Ekspor Indonesia ke Bangladesh menyumbang di urutan ke-8 bagi pendapatan ekspor kita.
Realisasi perdagangan Indonesia-Bangladesh yang menjanjikan tentu menjadi catatan tersendiri bagi Indonesia untuk mendorong investasi dan ekspor ke Bangladesh. Masih banyak peluang yang dapat digarap oleh para pengusaha Indonesia. Misalnya di bidang kuliner dengan memanfaatkan kedekatan kultural antara kedua bangsa.
Hal tersebut terungkap dalam Diskusi Virtual Kopi Pahit bersama Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal Rina Soemarno dengan topik Who’s The Next Asian Tiger? pada Kamis (15/7/2021).
Disamping itu perlu difahami bahwa Bangladesh masih masuk dalam kategori Least Developed Country (LDC) sehingga memiliki beberapa keuntungan. Visi pemerintahan Sheikh Hasina sejauh ini cukup jelas dalam memanfaatkan posisi tersebut dalam membangun ekonomi sehingga melahirkan strategi yang mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi negara itu. Di tahun 2020 Bangladesh masih mencatatkan pertumbuhan 5,2%.
Salah satu pendapatan Bangladesh berasal dari buruh migran. Pandemi tentu saja memaksa banyak buruh migran pulang ke negerinya. Dari data berbagai sumber pandemi telah merugikan ekonomi nasional Bangladesh $ 17 miliar sejak Maret tahun lalu. Sehingga APBN Bangladesh telah diprioritaskan untuk menjaga kemajuan sosial ekonomi masyarakat meskipun ekonomi dunia terhenti karena pandemi Covid-19.
Bangladesh boleh dikata mampu mengantisipasi perubahan permintaan jenis produk garmen yang anjlok kala pandemi. Hampir semua pesanan dari Eropa dan Amerika Serikat dibatalkan. Dan perusahaan garmen mereka mengubah produknya ke PPE (Personal Protective Equipment) atau Alat Pelindung Diri (PPD) terutama di awal dan pertengahan pandemi.
Prioritas APBN mereka gunakan untuk membangun rumah bagi orang-orang yang tidak memiliki tanah dan tunawisma dan mendistribusikan makanan secara gratis atau dengan harga murah kepada kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Visi ekonomi Pemerintah negeri ini sangat jelas. Bangladesh juga berupaya mempercepat investasi lokal dan asing di negara itu khususnya di 100 zona ekonomi yang sedang didirikan di seluruh negeri. Mereka berupaya keras meningkatkan kenyamanan berinvestasi untuk menarik lebih banyak investor.
Melalui pendapatan devisa dan akumulasi pendapatan, tingkat inflasi yang dapat ditoleransi dan cadangan mata uang asing yang tinggi telah menunjukkan bahwa ekonomi makro negara di Teluk Bengala itu secara keseluruhan menggembirakan dan pembangunan bergerak dengan sukses karena langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengimbangi Pandemi covid19.