Masa Depan Koperasi Modern 

Masa Depan Koperasi Modern 
Aktivitas Petani Anggota Koperasi di Tiongkok/ net

MONITORDAY.COM - Hingga 2024 Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan ada 500 koperasi modern yang eksis di Indonesia. Ini menjadi target yang tak mudah. Citra koperasi di Indonesia hingga hari ini belum juga cemerlang. Koperasi modern tentu meniscayakan model bisnis modern, cara pengelolaan profesional, dan dukungan teknologi terkini.   

Lain halnya dengan koperasi di beberapa negara, secara nasional perkembangan koperasi di Indonesia masih merayap pelan. Bisnis koperasi sudah mapan di beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Selandia Baru. Di sana pertumbuhannya pesat dalam membantu petani mengakses pasar. Baik dalam penjualan produk maupun pemenuhan kebutuhan pupuk, benih, dan berbagai kebutuhan lainnya. 

Koperasi selama ini dinilai kurang berhasil di kota-kota besar, di mana toko-toko modern berskala besar sudah menjual barang-barang dengan harga rendah, dan di mana perasaan bertetangga dan minat bersama lebih minim. Kini toko-toko besar juga tumbang terlibas platform belanja daring. Juga terdampak pandemi. 

Koperasi biasanya tidak tumbuh dengan baik nanakala bisnis non-koperasi tumbuh ekspansif dan mampu melayani kebutuhan dan permintaan pasar. Kondisi pandemi ini mirip dengan kondisi perang dimana banyak bisnis tidak dapat berjalan dengan baik. Maka koperasi harus mengambil peran. Terutama terkait kemandirian pangan, energi, dan kebutuhan pokok.   

Masa depan koperasi bergantung pada aspek efisiensi, kualitas SDM profesional, dan etika yang tumbuh dalam masyarakat. Jika koperasi modern dapat berkembang dengan efisien tentu akan menghadirkan produk barang dan jasa yang murah. Koperasi juga harus dikelola manajer profesional agar berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Tak kalah penting apakah masyarakat memberi tempat pada usaha kolektif sebagai upaya membangun kesejahteraan bersama.  

Mungkin koperasi akan tumbuh paling pesat di masyarakat petani, di mana orang sudah terbiasa dengan gagasan itu, di mana koperasi sudah ada sejak lama dan telah memberikan layanan yang efisien. Di kota juga, ladang yang paling mungkin adalah di antara orang-orang yang sudah dilayani secara efisien oleh koperasi.

Secara umum, semua jenis koperasi sekarang memiliki kepemimpinan yang baik, personel yang terlatih, dan fasilitas yang sebanding dengan bisnis komersial. Usaha koperasi tidak lagi terkendala oleh kekurangan modal. Seiring dengan peningkatan efisiensi usaha telah terjadi peningkatan pemahaman tentang metode bisnis koperasi oleh anggota.

Ini era kolaborasi. Hal juga menguntungkan bagi masa depan koperasi adalah kenyataan bahwa operasi bisnis mereka menjadi saling terkait. Sebagai contoh, banyak koperasi pemasaran melakukan bisnis baik grosir maupun eceran, dan selain itu menyiapkan produk mentah untuk konsumen. Banyak asosiasi pembelian menggabungkan eceran, grosir, dan manufaktur. Ini berarti bahwa penghematan dari pemasaran grosir, transportasi, pemrosesan, dan manufaktur ditambahkan ke pemasaran lokal atau pembelian eceran. Penghematan dari operasi gabungan ini sangat meningkatkan manfaat keanggotaan.

Di masa lalu, koperasi konsumen di kota-kota besar dan kecil telah terhambat oleh kurangnya layanan grosir yang baik. Sekarang ada beberapa asosiasi grosir koperasi yang dapat memberikan bantuan teknis koperasi konsumen dalam membeli dan menjual serupa dengan yang tersedia untuk rantai toko atau kelompok skala besar serupa. Menghubungkan koperasi konsumen dengan asosiasi grosir juga memberikan peluang yang lebih baik bagi toko koperasi untuk memenuhi persaingan lokal.

Ketika pengetahuan menyebar tentang cara kerja koperasi, kita mungkin berharap untuk melihat lebih banyak koperasi terbentuk. Dengan demikian, bisnis koperasi menawarkan tantangan kompetitif yang sehat bagi saingan dan mitranya dalam sistem bisnis komersial perusahaan bebas Amerika.

Untuk mencapai target 500 koperasi modern pada 2024, Kemenkop menempuh langkah strategis yakni transformasi kelembagaan dan usaha koperasi, memberi kemudahan bagi koperasi utamanya dalam pembiayaan, mendorong perubahan mindset entrepreneurship koperasi, transformasi ke digital, dan memperkuat pengawasan melalui reformasi pengawasan koperasi.