KOPI PAHIT Bakal Sowan Di UNJ, Peringkat 59 Terbaik dari 100 Perguruan Tinggi Indonesia

(UNJ) berada di peringkat 59 (klaster ke-2) . Kampus dengan tagline "Mencerdaskan dan Memartabatkan Bangsa" ini pun terus berbenah meningkatkan kualitas sehingga kedepan bisa berada di klaster pertama.  

KOPI PAHIT Bakal Sowan Di UNJ, Peringkat 59 Terbaik dari 100 Perguruan Tinggi Indonesia
foto ilustrasi UNJ (dok: humas UNJ)

MONITORDAY.COM - Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia mengumumkan 100 klasterisasi Perguruan Tinggi Indonesia  pada tahun 2019 silam,  Universitas Negeri Jakarat (UNJ) berada di peringkat 59 (klaster ke-2) . Kampus dengan tagline "Mencerdaskan dan Memartabatkan Bangsa"  ini pun terus berbenah meningkatkan kualitas sehingga kedepan bisa berada di klaster pertama.  

Klasterisasi ini dilakukan untuk memetakan perguruan tinggi Indonesia, guna meningkatkan kualitas perguruan tinggi sekaligus menjadi dasar bagi Kemenristekdikti untuk memberikan kebijakan sesuai kapasitas setiap klaster perguruan tinggi tersebut.

Pemeringkatan ini perlu diberikan apresiasi, sebagai upaya branding perguruan tinggi. Selain itu, sejumlah kebijakan di perguruan tinggi negeri (PTN) cukup menarik untuk di soroti.  Terlebih kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat ini sedang getol mengkampanyekan Kampus Merdeka Belajar. Bagaimana PTN membijaki konsep ini sehingga hasil lulusan Perguruan Tinggi kelak lebih berkompeten.

Bak meracik KOPI, racikan kebijakan Pemerintah yang beraroma pun sangat memikat mata publik. Sebut saja PTN berbasis pedagogik, kemudian membuka program non-pedagodik, bahkan masuk PTN pun bisa dilakukan beberapa tahap. Mulai dari tes masuk perguruan tinggi negeri secara nasional, jalur prestasi hingga ujian secara lokal. 

Untuk tes lokal, disebut tes ujian mandiri, dimana penyelenggaranya adalah internal PTN tersebut. Tak dipungkiri banyak orang tua menghendaki anak mereka masuk PTN, ada sisi prestisius bagi mereka atau seperti apa? karena biaya kuliah jalur lokal pun tak beda jauh dengan Perguruan Tinggi Swasta. Publik pun bertanya, kejar quantity atau quality.?  Sejauh mana taji PTN menghasilkan para Cendekia Indonesia yang berkualitas, sehingga tidak terjebak pada klasterisasi karena berbicara pendidikan, tentu sangat kompleks dan cakupannya harus comprehensive.

Untuk itulah, Tim Kopi Pahit Monitorday.com akan berkunjung di UNJ pada kamis (12/3/2020) guna menimba ilmu, bertukar ide, urung rembug dan mengais pikiran visioner bersama Rektor UNJ, Dr Komarudin sehingga sinergi antara Perguruan Tinggi dan Media bisa membawa manfaat dan solusi yang berkemajuan.  

Diakui saat ini, fungsi Media bagi Perguruan Tinggi dapat digunakan sebagai sarana diplomasi, branding, dan komunikasi internal.