Maria Al-Qibthiyah : Saya belum tua Ya Rasulullah
Menjalani kehidupan berumah tangga dengan Rasulullah banyak ajaran Islam yang dia dapatkan terutama tentang cerita perjalanan Nabi Ibrahim a.s.

MENJALANI kehidupan berumah tangga dengan Rasulullah banyak ajaran Islam yang dia dapatkan terutama tentang cerita perjalanan Nabi Ibrahim a.s. Maria sangat senang sekali mendengar kisah tentang Siti Hajar, seorang wanita lembah sungai nil yang hamil dan melahirkan putera nabi Ibrahim a.s. Meskipun istri Nabi Ibrahim, Sarah, yang minta supaya suaminya menikahi Hajar karena merasa tidak mampu lagi untuk memberikan keturunan.
Akan tetapi setelah melihat Hajar hamil justru ia menjadi sangat cemburu, bahkan meminta Nabi Ibrahim a.s. supaya Hajar dijauhkan. Tetapi dikalangan Ulama bahwa Hajar dibawa ke lembah Arab itu adalah perintah Allah langsung, dan itu terjawab ketika pertanyaan Siti Hajar saat Nabi Ibrahim akan meninggalkannya, Siti Hajar bertanya, “Apakah engkau melakukannya atas perintah Allah ? Kalau demikian aku yakin Allah akan melindungiku”.
Dengan penuh perhatian Maria mengikuti kisah sejarah Siti Hajar yang beroleh pertolongan Ilahi hingga menemukan sumber air zam-zam. Sehabis mendengar kisah tersebut Maria merenungkan betapa Besar Kekuasaan Allah SWT, sehingga seorang wanita Mesir seperti Hajar dapat menjadi ibu bangsa Arab dengan melahirkan putera nabi Ibrahim, yaitu ismail as. Maria pun sangat berharap seperti Siti hajar yang bisa memberikan keturunan kepada Rasulullah. Ternyata dengan hikmah Allah keinginan Maria diakabulkan oleh Allah SWT, Maria pun mengandung.
Mendengar Maria mengandung Rasulullah mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan Rasulullah menceritakan kisah kisah Nabi Zakariya a.s. ketika beliau dikaruniai keturunan oleh Allah disaat usianya yang sudah tua sedangkan istrinya juga mandul. Mendengar hal tersebut Maria tertawa, sambil menyampaikan bahwa Maria Masih masa mudanya dan berkata, “Tetapi saya bukan wanita tua ya Rasulullah!”