Kisah Wafatnya Putra Rasulullah Dan Perintah Shalat Gerhana

MONITORDAY.COM -Rasulullah SAW dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ibrahim. Ibunya adalah Mariah Al Qibthiyah seorang hamba sahaya yang dihadiahkan kepada Rasulullah. Ibrahim lahir saat usia Rasulullah 60 tahun.
Rasulullah ﷺ memberi sedekah uang untuk setiap helai rambut Ibrahim kepada para fakir miskin. Seorang wanita bernama Ummu Saif diangkat menjadi ibu susu Ibrahim. Kemudian Rasulullah ﷺ menyediakan pula 7 ekor kambing yang setiap hari diperah susunya untuk keperluan Ibrahim.
Hampir setiap hari Rasulullah ﷺ mengunjungi Ibrahim. Beliau sangat senang melihat Ibrahim tumbuh sehat. Senyum bayi itu seperti cahaya pelita yang menghangatkan hati Rasulullah ﷺ. Suatu hari dengan penuh perasaan gembira Rasulullah ﷺ menggendong Ibrahim dan memanggil Aisyah.
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ibrahim si bayi mungil jatuh sakit yang sangat menghawatirkan.
Tatkala ajal Ibrahim sudah dekat Rasulullah ﷺ diberitahu. Karena begitu sedih Rasulullah ﷺ berjalan sambil memegang dan bertumpu pada tangan Abdurrahman bin Auf.
Rasulullah ﷺ mengambil bayi itu dari pangkuan ibunya ke pangkuannya sendiri. Hati beliau seolah remuk redam, tangan beliau menggigil saat memeluk Ibrahim. Dengan rasa pilu yang begitu mencekam sanubari Rasulullah ﷺ bersabda,
"Ibrahim kami tidak dapat menolongmu dari kehendak Allah."
Air mata Rasulullah ﷺ mengalir melihat bayinya sedang menarik nafas terakhir. Mariyah dan adiknya Shirin menangis menjerit-jerit. Namun Rasulullah ﷺ membiarkan mereka begitu. Setelah itu tubuh Ibrahim tidak bergerak lagi, nyawanya telah kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Oh Ibrahim kalau bukan karena soal kenyataan dan janji yang tidak dapat dibantah lagi bahwa kami akan segera menyusul orang yang mendahului kami, tentu kesedihan kami akan lebih dalam daripada ini."
Beliau diam sejenak kemudian bersabda lagi,
"Air mata boleh bercucuran, hati dapat merasa duka tapi kami hanya dapat berkata apa yang telah menjadi kehendak Allah dan bahwa kami, sungguh sedih terhadapmu wahai Ibrahim."
Beliau memandang Mariyah dan Shirin dengan penuh kasih. Beliau meminta keduanya lebih tenang dan berkata,
"Ia akan mendapatkan inang pengasuh dari surga. "
Pada saat itu terjadilah gerhana matahari, para sahabat berkata bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim, namun Rasulullah ﷺ bersabda,
"Matahari dan bulan adalah tanda kebesaran Allah yang tidak akan terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang, kalau kamu melihat hal itu, berlindunglah dan berdzikirlah kepada Allah dengan melakukan shalat."