Maknai Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, Mendikbud: Kita Fokuskan Kurikulum IPA terhadap 'Climate Change'
Mendikbud ingin sains menjadi sesuatu yang menyenangkan dan nyata. Sesuatu yang punya benefit di dunia nyata.

MONITORDAY.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, masalah utama manusia ke depan Menurut Nadiem, climate change merupakan problem utama manusia ke depan ini. Hal ini ia sampaikan saat memaknai momen peringatan Hari Keanekargaman Hayati Sedunia, yang jatuh setiap tanggal 22 Mei.
Terkait hal ini, ia mengaku pihaknya telah mengambil langkah dengan mengajarkan sains dalam konteks dunia nyata ini.
"Jadi harapan saya, ya udah kita kapok dengan Covid-19, sehingga kita sadar bahwa perubahan iklim harus kita tekel sebagai spesies manusia secara serentak sekarang, enggak bisa ditunda lagi," ungkap Mendikbud dalam akun resmi Instagram Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Jumat (22/5/2020).
Mendikbud ingin sains menjadi sesuatu yang menyenangkan dan nyata. Sesuatu yang punya benefit di dunia nyata.
"Jadi kita harus mengajarkan anak kita dengan cara yang menyenangkan, dengan cara yang bukan teoritis saja, tapi dengan menggunakan contoh-contoh bagaimana sains membantu kita sebagai manusia," terang Nadiem.
Menurutnya, Indonesia paling rentan terdampak terkait perubahan iklim, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang mendukung beragam mata pencaharian dan kebutuhan ekosistem lainnya. Tak hanya itu saja, perpaduan antara kepadatan populasi penduduk yang tinggi dan banyaknya keanekaragaman hayati dengan 80.000 km garis pantai dan 17.508 kepulauan, menempatkan Indonesia sebagai negara paling rentan terkena dampak perubahan iklim.
"Dari sistem pendidikan akan kita bantu, kita fokuskan kurikulum IPA terhadap climate change dan apa yang terjadi perubahan di bumi ini dan apa yang harus kita lakukan untuk memitigasi masalah ini," tandas Nadiem.