M Kece Si Tukang Ngece

M Kece Si Tukang Ngece
Youtuber Muhammad Kece/Net.

MONITORDAY.COM - Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan postingan Muhammad Kece. Secara terbuka melakukan penghinaan terhadap agama Islam. Apa yang menjadi motif Muhammad Kece belum bisa diketahui. Polisi telah menangkapnya di Bali. Ditangkap karena telah melakukan penghinaan dan penodaan agama.

Gerak cepat kepolisian melakukan penangkapan perlu di apresiasi karena postingan Muhammad Kece ini telah membuat resah publik. Bisa merusak hubungan antar umat beragama yang sedang dirajut oleh pemerintah melalui program moderasi beragama. 

Program moderasi beragama adalah satu upaya untuk membangun kesadaran bersama antar umat beragama untuk bisa hidup harmonis, rukun, saling menghargai dan saling menghormati keyakinan masing-masing.

Moderasi beragama yang didasari ketulusan dari pemahaman agama yang benar akan menghasilkan pemeluk agama yang kata dan lakunya memberi kebaikan kepada kehidupan. Beragama dengan pemahaman yang benar akan seperti pohon yang baik, akarnya kokoh menghujam, cabangnya menjulang ke langit dan memberikan hasil produktif untuk kemanusiaan.

Muhammad Kece sesuai dengan namanya, mestinya adalah orang yang pikiran dan perkataannya memberi kabar baik dengan keteduhan sehingga para pendengar dan penontonnya hidup damai berdampingan dengan setiap pemeluk agama. 

Tetapi, mengutip sajak Shakespeare, apalah arti sebuah nama, andaikata kamu memberi nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi. Namun sayang, tindakan Muhammad Kece bukan seperti bunga mawar yang berbau wangi. Dia hanyalah seorang tukang ngece yang suka menghina, mengolok-mengolok dan menebar kebenciaan (hate speech). Penyakit berbahaya untuk orang-orang yang tidak memiliki akal sehat dalam menyaring informasi yang benar.

Mengingat sensitifnya apa yang dilakukan oleh Muhammad Kece dan adanya indikasi unsur kesengajaan untuk merusak hubungan antar umat beragama dengan hasutan dan ujaran kebencian, maka sudah tepat kalau kepolisian menjeratnya dengan hukuman maksimal. Apalagi Menteri Agama, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan Majelis Ulama Indonesia telah menyatakann pendapat bahwa tindakan Muhammad Kece telah  mengancam keharmonisan umat beragama.

Penanganan hukum penistaan dan ujaran kebencian Muhammad Kece harus dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyelesaikan kasus-kasus serupa. Ujaran kebencian dan hasutan masih bermunculan di berbagai platform media sosial. Pelakunya mulai dari orang biasa dan juga orang yang disebut sebagai pemuka agama. Jika ini terus terjadi dan tidak ditindak tegas maka polarisasi akan semakin menguat dan mengancam kehidupan kita berbangsa dan bernegara.

Polarisasi ini masih tercermin dalam percakapan atau perbincangan di media sosial, dimana sentimen agama dan etnis terus mendominasi dan mempengaruhi cara pandang masyarakat. Ini adalah penyakit serius yang akan menggagalkan program moderasi yang sedang dilakukan pemerintah. 

Para politisi, pemuka agama dan para pemeluk agama harus berhenti memproduksi isu-isu sentimen keagamaan dan ras di ruang publik untuk kepentingan politik dan pemuas diri sebagai agama paling benar. 

Semua agama mengajarkan kebaikan untuk kemanusiaan. Bukan kebencian dan hasutan. Bangsa ini akan akan utuh jika setiap pemeluk agama memahami agamanya dengan baik yang akan menjadikan dirinya menjadi pribadi yang baik dengan akal dan hati yang baik dan menghasilkan perbuatan-perbuatan baik.