Lukisan Ini Dilelang untuk Beli Sembako Seniman Terdampak Covid-19

Para pekerja seni harus mengelus dada lantaran sejumlah kegiatan kesenian mengharuskan untuk ditunda dalam waktu yang tak ditentukan.

Lukisan Ini Dilelang untuk Beli Sembako Seniman Terdampak Covid-19
Lukisan bertuliskan Allah yang dijual seniman untuk membeli sembako yang disalurkan kepada seniman akibat dampak Covid-19

MONITORDAY.COM - Mewabahnya pandemi global Covid-19 berdampak ke berbagai sektor dan lini kehidupan suatu bangsa. Dalam sisi yang krusial, wabah ini berhasil melemahkan ekonomi di berbagai sektor industri pemerintahan.

Tak hanya itu, dampak buruk wabah ini juga mengganggu penghasilan berbagai kalangan masyarakat, khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai pekerja seni alias Seniman.

Nasib seniman yang selama ini hanya bergantung pada kerja-kerja kesenian dipastikan sangat menyedihkan. Para pekerja seni harus mengelus dada dalam waktu yang tak ditentukan, lantaran sejumlah kegiatan kesenian mengharuskan untuk ditunda.

Terkait hal ini, pemerintah melalui Dirjen Kebudayaan Kemendikbud sebenarnya sudah merencanakan bantuan kepada pekerja seni yang paling terdampak status ekonominya akibat COVID-19, salah satunya dengan skema Program Keluarga Harapan (PKH).

Syarat yang harus dipenuhi agar dapat menjadi prioritas program tersebut, pertama yaitu sudah berkeluarga, memiliki penghasilan di bawah Rp10.000.000, tidak memiliki pekerjaan lain selain bidang seni dan belum mendapatkan PKH sebelumnya.

Kedua, penerima bantuan adalah pekerja seni yang lajang, berpenghasilan di bawah Rp10.000.000 dan tidak memiliki pekerjaan lain kecuali aktivitas seni serta belum pernah mendapatkan program Kartu Prakerja.

Data yang dikumpulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sampai dengan Senin, dari 37.328 pekerja seni yang menjadi responden pendataan pekerja terdampak COVID-19, sekitar 10.689 orang memenuhi kriteria untuk mendapatkan bantuan tersebut.

Seniman Lelang Lukisan untuk Beli Sembako

Kendati demikian, tak sedikit seniman yang mengkritisi kebijakan tersebut. Hal ini disebabkan berbagai syarat yang dibuat tak berpihak pada Seniman lainnya. Selain itu, teknis pendaftaran melalui formulir secara daring juga dinilai tak efektif. Sebab, data-data itu bisa saja tidak valid dan penilaian juga bisa subjektif terhada para seniman yang lolos maupun tidak lolos persyaratan.

Terlepas dari itu, sejauh ini para pekerja seni di berbagai daerah sudah bergerak secara mandiri untuk menggalang solidaritas sesama seniman atas wabah Covid-19 ini. Sebut saja misalnya yang dilakukan Seniman di Provinsi Riau. Dalam rangka menggalang aksi solidaritas kepada sesama seniman, Seniman Riau melelang sebuah lukisan kaligrafi betuliskan Allah dan Muhammad.

Lukisan kaligrafi Allah dan Muhammad yang dilelang tersebut, karya Jon Kobet dan saat ini menjadi koleksi Galery Hang Nadim di Begawai Institute, Anjungan Kampar, Kompleks Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru.

Bagi yang berminat bisa datang langsung ke Ajungan Kampar, Purna MTQ, Pekanbaru, menemui Beny Riaw, dengan harga jual per lukisan Rp75 juta, ambil dua bisa nego. Pembeli akan diberi sertifikat dengan latar belakang muncul kaligrafi Allah dan Muhammad.

Benie Riaw selaku manager operasional dan program Galery Hang Nadim, kepada wartawan mengatakan, lelang terbuka lukisan ini adalah upaya seniman untuk menggalang dana yang Insya Allah hasil dari penjualan lukisan atau lelang terbuka nantinya 50 persen dibelikan sembako, masker, dan dibagikan kepada seniman yang terdata dan terkena dampak virus corona.

Sisa hasil lelang ini, 50% lagi, jelas Beny Riaw, akan diserahkan kepada pengkarya dan Galery Hang Nadim untuk dipergunakan sebagai renovasi galery dan pelaksanaam program pameran Galery Hang Nadim.

Galery Hang Nadim, jelas Benny Riaw, adalah bentuk upaya beberapa perupa Riau untuk mengakomodir karya para perupa.

“Kami berharap ada kepedulian dari berbagai pihak untuk merespon niat baik dari kegiatan ini. Untuk lukisan bertulisan Muhammad ukurannya 2.10 cm x 4.10 cm, sedangkan lukisan bertuliskaan Allah is beautiful 2.10 cm x 4.10 cm,” ungkap Beny Riaw, Kamis (9/4/2020).

Beny Riaw menyebut, ide menjual sejumlah karya perupa ini adalah hasil diskusinya dengan Atan Lasak dan seniman lainnya, guna mencari solusi untuk membantu meringankan beban seniman Riau yang bekerja secara informal namun dalam sebulan belakangan ini tidak bisa berkerja lantaran berbagai kegiatan kesenian ditunda akibat mewabahnya virus corona.