Lepas Peserta MRAD, Menhub Minta Maaf Fasilitas Publik Belum Ramah Disabilitas
Mudik Ramah Anak dan Disabilitas sudah 3 kali diselenggarakan, namun peran pemerintah masih minim.

MONDAYREVIEW – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melepas Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) yang dimotori oleh Satgas Perlindungan Anak bersama Bank Syariah Mandiri, Sabtu (9/6/2018) bertempat di Bank Syariah Mandiri, Thamrin, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan ini Menhub Budi Karya mengapresiasi penyelenggaraan mudik bagi para penyandang disabilitas. Sekaligus meminta maaf, lantaran minimnya peran pemerintah dalam memberikan pelayanan fasilitas publik yang ramah disabilitas.
“Saya mengapresiasi penyelenggaraan mudik untuk saudara-saudara kita ini. Saya juga minta maaf kepada bapak-ibu kalau selama ini belum maksimal,” ujar Menhub.
Menhub Budi juga berkomitmen untuk melakukan pengadaan mudik yang ramah bagi anak dan penyandang disabilitas yang lebih banyak dan akan memperluas tujuan mudik hingga Sumatera.
“Saya berkomitmen untuk melakukan pengadaan yang lebih banyak dan beberapa tujuan termasuk saudara saya yang dari Sumatera. Anda-anda memiliki hak yang sama di antara yang lainnya,” tambah Menhub.
Ia berharap kepada para peserta MRAD yang saat ini bisa mudik mendapatkan kebahagiaan dalam menghadapi dan menikmati hari yang fitri.
“(Mudik ramah disabilitas) menggugah saya sebagai Menteri Perhubungan. Saya merasa bersyukur bisa bertemu dengan saudara-saudara disabilitas yang mau mudik. Sebab, pesan dari Presiden adalah membahagiakan seluruh pemudik,” ujar Budi Karya Sumadi.
Menteri Perhubungan juga berharap agar kedepan akan semakin banyak pihak-pihak yang melakukan kegiatan serupa untuk membantu penyandang disabilitas.
“Saya mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan kegiatan yang lebih dibutuhkan oleh saudara kita,”
Mudik Ramah Anak dan Disabilitas yang diselenggarakan dalam tahun ketiga ini memberangkatkan sekitar 1250 orang dengan menggunakan 23 bis dan 3 bis khusus penyandang disabilitas. Bus ini akan memberangkatkan peserta mudik ke kota-kota besar di Pulau Jawa.
Turut hadir dalam acara ini Direktur Utama Bank Syariah Mandiri beserta Direktur Rehabilitasi Sosial Anak dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial.
Akses penyandang disabilitas untuk mendapatkan hak-hak dasar warga secara setara memang masih jauh dari nyata. Karena itu, kegiatan Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2018 menjadi sangat penting sebagai ruang advokasi menuntut tanggung jawab negara dalam memenuhi aksesibilitas para penyandang disabilitas.
Hal tersebut disampaikan salah satu inisiator MRAD Ilma Sovri Yanti dalam perjalanan mendampingi para penyandang disabilitas yang mudik ke Bandung, Jawa Barat, menggunakan mobil akses dari Kementerian Sosial (9/6/2018).
Tahun ini, menurut Ilma, MRAD mulai mendapat perhatian, baik dari publik, pemerintah, maupun pihak swasta. Hal tersebut dapat terlihat dari bertambahnya mobil akses untuk mudik menjadi dua elf dan dua bus kecil yang dibarengi dengan portable toilet.
“Jika tahun lalu hanya bisa menyediakan bagi 7 pengguna kursi roda, 1 daksa dan 1 polio, tahun ini mobil akses MRAD 2018 yang terdiri dari dua elf dan dua bus kecil mampu membawa 14 penyandang disabilitas dengan kursi roda, 1 polio dan 2 tuna netra untuk mudik dan balik,” ujar Koordinator Satgas Perlindungan Anak (Satgas PA) ini.
Keterlibatan swasta dalam MRAD tahun ini, sambung Ilma, berupa penyediaan 4 mobil akses oleh Bank Syariah Mandiri, portable toilet dari Lazismu, dan pemeriksaan kesehatan para pemudik oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kementerina Sosial, Nahar, serta pihak keamanan lalu lintas dari Polda Metro Jaya, mewakili pemerintah dalam upacara melepas MRAD 2018 yang dilakukan di depan Bank Syariah Mandiri, Jl. MH. Thamrin, Jakarta.
Tahun ini MRAD menjadi ruang bagi komunitas-komunitas disabilitas bersama masyarakat sipil untuk mengkampanyekan kesetaraan akses disabilitas dalam memperoleh hak-haknya secara adil, tanpa diskriminasi, kepada pemerintah dan publik secara luas. Beberapa kegiatan terkait MRAD dilakukan sepanjang Ramadan dengan melakukan audit fisik dan non-fisik terhadap fasilitas publik seperti moda-moda transportasi dan trotoar di Jakarta, juga mendorong penyediaan ruang ibadah, tempat wudlu dan toilet akses di masjid dan rumah ibadah lainnya yang dilakukan di masjid Gedung Pengurus Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
“Masih banyak hambatan dan ketimpangan yang dihadapi disabilitas karena lemahnya tanggung jawab negara dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak disabilitas. Akibat ketidakadilan tersebut, para penyandang disabilitas sulit untuk mendapat kesempatan membaur beraktivitas bersama non-disabilitas dalam mengakses pelayanan publik,” sesal Ilma.
[Mrf]