Lahan Gambut Punya Nilai Ekonomis, Akademisi: Strategi Pemerintah Jitu

Pemerintah mulai dapat membidik komditas pangan bakal dibudidayakan di lahan gambut. Sehingga ketika Indonesia mulai musim kemarau di fase tanam kedua, tetap dapat memberikan kesejahteraan ke masyarakat.

Lahan Gambut Punya Nilai Ekonomis, Akademisi: Strategi Pemerintah Jitu
Ilustrasi lahan gambut/(net)

MONITORDAY.COM - Lahan gambut mempunyai nilai ekonomis yang optimal jika memang ingin dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya komoditas pangan secara serius ke depannya.

Demikian dikatakan Akademisi pertanian IPB Suwardi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/5). Karena itu, menurutnya, keseriusan pemerintah dalam mengelola lahan gambut harus didukung penuh.

"Untuk beberapa komoditas, memang tidak semuanya dapat diandalkan punya manfaat ekonomis serta kompetitif. Namun keseriusan pemerintah untuk mengelola lahan gambut harus didukung," ujarnya.

Suwardi menuturkan, pemerintah mulai dapat membidik komditas pangan bakal dibudidayakan di lahan gambut. Sehingga ketika Indonesia mulai musim kemarau di fase tanam kedua, tetap dapat memberikan kesejahteraan ke masyarakat.

Menurut Suwardi, pemilihan komoditas tanaman untuk budidaya di lahan gambut memang harus dipilih yang dapat berproduksi baik saja. Dengan begitu juga sebagai bagian memperbaiki kualitas lahan gambut.

"Pemerintah Indonesia harus diapresiasi jika mengembangkan komoditas unggulan untuk kesejahteraan serta kualitas sumber daya manusia melalui lahan gambut," ucap Suwardi.

Sebagai informasi, guna antisipasi risiko kekeringan terjadi di Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) bersiap memanfaatkan pengelolaan lahan gambut agar tetap menjaga produksi.

Kementan beranggapan, cadangan air di lahan gambut berjumlah cukup guna menangkal musim kemarau yang dapat berimbas ke produktivitas pertanan, terutama setelah masa panen raya.

Mentan Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, sampai kini diperkirakan ada sebanyak satu juta hektare lahan gambut di Indonesia dapat difungsikan.