Kualanamu Akan Saingi Bandara Changi dan Kuala Lumpur

Kualanamu Akan Saingi Bandara Changi dan Kuala Lumpur
Menteri BUMN Erick Thohir

MONITORDAY.COM - Indonesia telah meneguhkan kerjasama pengembangan Bandara Kualanamu  sebagai hub regional melalui kerjasama senilai $6 miliar dengan operator bandara India dan Prancis. Indonesia berusaha untuk menyaingi Bandara Changi Singapura dan Bandara Internasional Kuala Lumpur. Langkah ini menunjukkan wujud kerjasama dengan perusahaan kelas dunia yang berpengalaman dan memiliki reputasi yang baik.  

Kerjasama ini dijalin dalam Konsorsium GMR Airport yang dimiliki bersama oleh Grup GMR India dan Grup Aeroports de Paris Prancis. Bandara yang dikelola Angkasa Pura II ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara. Tentu juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Perusahaan patungan bernama Angkasa Pura Aviasi dengan mayoritas saham milik  Angkasa Pura II akan dijalin dalam kemitraan strategis selama 25 tahun. 

Kualanamu telah melayani hingga 10 juta penumpang sebelum pandemi. Kerjasama ini akan mendongkrak penumpang hingga 54 juta orang  setara dengan gerbang internasional utama Indonesia Bandara Soekarno-Hatta. Angka tersebut akan mendekati capaian 68 juta penumpang Changi dan 62 juta KLIA pada 2019, tetapi Indonesia berharap kerjasama GMR pada akhirnya akan menarik sejumlah besar penumpang yang bepergian dalam lingkup  Asia Selatan, Asia Utara, dan Australia.

"Kita tahu bahwa Kualanamu memiliki posisi yang sangat strategis," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo saat mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR  (2/12/2021). 

Menurut Kartika, kapasitas Bandara Kualanamu cukup besar dan bisa ditingkatkan menjadi bandara kelas dunia. Kualanamu dapat menjadi basis untuk mengurangi dominasi Changi dan KLIA. Sebuah pernyataan optimis didukung data-data yang memadai. 

Sementara itu, Konsorsium Bandara GMR telah berkomitmen mengucurkan Rp56 Triliun atau US$ 3,89 miliar untuk mendukung ekspansi ini. GMR Group memiliki dan menjalankan bandara utama di India, termasuk Bandara Internasional Delhi Indira Gandhi dan Bandara Internasional Hyderabad, dan juga mengembangkan bandara di Cebu di Filipina dan Heraklion di Yunani.

Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid mempertanyakan perbandingan jika Bandara Kualanamu di BOT oleh Konsorsium GMR dengan bila tidak di BOT terkait dengan pendapatan yang akan diterima negara. Sementara Andre Rosiade menekankan bahwa kerjasama ini hanya konsesi, dan publik kurang mendapat informasi yang memadai sehingga muncul hoaks. 

Konsorsium ini juga memiliki ikatan dengan Aeroports de Paris, yang menjalankan tiga bandara di Paris - Paris-Charles de Gaulle, Paris-Orly dan Paris-Le Bourget. Srinivas Bommidala, ketua untuk energi dan bandara internasional di GMR Group, mengatakan kemitraan Kualanamu menandakan masuknya GMR Airports ke pasar penerbangan Indonesia yang sedang berkembang. 

Lebih dari itu, Kualanamu akan menjadi hub  internasional di wilayah Indonesia bagian barat. Ada kebutuhan untuk mengembangkan lebih banyak tempat wisata di Sumatera Utara dan sekitarnya. Danau Toba merupakan pusat destinasi wisata yang telah dikenal luas secara internasional. Dengan dukungan berbagai event akan terbentuk ekosistem industri pariwisata yang semakin mendunia di Sumatera sebagai pulau keenam terbesar di dunia.