Krisis Pangan dan Energi Picu Resesi di Beberapa Negara

Krisis Pangan dan Energi Picu Resesi di Beberapa Negara
Presiden Joko Widodo/ net

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa harga roti dan mie akan naik seiring kelangkaan gandum. Harga gandum meroket tajam meski sempat diwarnai reli panjang. Pada bulan Maret 2022 menjadi puncak pertama harga komoditas ini. Saat itu harga gandum dunia tak kurang dari USD 422 dari harga beberapa waktu sebelumnya yang berada di kisaran USD 250. 

Di tengah ancaman krisis pangan, sektor energi juga mendapat pukulan berat. Musim dingin di Eropa 2022 belum tiba namun kecemasan sudah membayang di depan mata. Tanpa energi yang cukup Eropa akan membeku. Tanpa pemanas air rakyatnya bisa mati kedinginan. Industrinya pun akan kehilangan tenaga. 

Serangan Rusia ke Ukraina masih berlangsung hingga hari ini. Perang menekan rantai pasok komoditas energi dan pangan. Dan seluruh dunia ikut merasakan dampaknya. 
Harga energi melonjak, agenda penggunaan energi terbarukan terancam demi nasib jutaan rakyat di Eropa. Pasokan minyak dan gas dari Rusia ke beberapa negara Eropa seperti nadi bagi denyut ekonomi Benua Biru. 

Dalam soal pangan pun setali tiga uang. Tewasnya juragan gandum Ukraina oleh serangan Rusia menjadi penanda bahwa perang tidak hanya memicu krisis pangan. Nyawa pun menjadi tidak lagi berharga. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mencatat, rata-rata harga gandum dunia hingga akhir kuartal II berada di kisaran 392,4 dolar AS per ton. Diprediksi, selama 12 bulan ke depan harga gandum akan berfluktuasi pada level 432,2 dolar AS per ton.

Interdepensi atau saling ketergantungan membuat dunia rentan akan efek domino. Situasi di sebuah kawasan mempengaruhi kawasan lainnya. Sekitar 126 juta metrik ton gandum diproduksi China setiap tahun, di atas lahan seluas 24 juta hektar. Disusul India, Rusia, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, dan Ukraina. 

Reli panjang terjadi pada harga gandum dunia. Meski gandum dari Ukraina pekan ini tiba di pelabuhan Turki. Sementara Indonesia, Mesir, Aljazair, Italia, dan Spanyol adalah lima besar pengimpor gandum di dunia.  

Kelangkaan dan kenaikan harga gandum akan berdampak pada naiknya harga roti dan mie di Indonesia. Tingkat konsumsi terigu dalam negeri sangat tinggi. Secara keseluruhan impor gandum Indonesia pada 2021 mencapai 8,4 miliar ton dari berbagai negara di seluruh dunia. Nilai impor gandum pada tahun lalu mencapai US$ 2,6 miliar. Pada 2021, Indonesia mengimpor gandum dari Argentina, Australia, Brasil, Bulgaria, Kanada, India, Moldova, Ukraina, dan Amerika Serikat (AS).

Kenaikan harga pangan dan energi memicu resesi di banyak negara. Dari negara kecil hingga negara besar. Dari negara berkembang hingga negara maju. Amerika Serikat sudah berada dalam situasi resesi. AS sudah masuk ke dalam resesi dengan mencatatkan pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut selama dua kuartal di tahun yang sama. Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II-2022 kontraksi atau negatif 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada kuartal I-2022 yoy, pertumbuhan pun tercatat negatif sebesar 1,6%. Pada saat yang sama Eropa juga sudah diambang resesi.