Kreatif Bersama Gadget

Main gadget nggak selamanya jelek. Yang penting anak-anak kreatif.

Kreatif Bersama Gadget
Direktur Pembinaan SMP Supriano berfoto bersama kepala sekolah SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Dewi Kunti, serta dengan Reynard dan Christopher (ditpsmp)

MONDAYREVIEW.COM - Sebanyak enam siswa, siswi Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa pada kompetisi internasional Expo Science Mexico (ESM) 2017 yang berlangsung di La Paz Baja, Meksiko pada 5-9 Desember 2017. Terdapat lima penghargaan nilai tertinggi tanpa peringkat untuk kategori penelitian internasional, dan dua diantaranya direbut Indonesia.

Keberhasilan tersebut merupakan buah dari perjalanan panjang dan ketekunan membina para pelajar. Diantaranya peran dari sekolah dan para guru yang turut membentuk lingkungan kondusif bagi tumbuh kembangnya sifat kreatif dan kritis siswa. Di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta misalnya yang memandang gadget jika digunakan dengan tepat akan membantu menambah wawasan pelajar.

“Main gadget nggak selamanya jelek. Yang penting anak-anak kreatif. Untuk gadgetnya saya merasa nggak apa-apa. SMP kami boleh bawa. Tapi selama pelajaran memang tidak dipakai, dititipkan. Kalau pas pelajaran digunakan, boleh dipinjam untuk dibuka, tapi untuk pelajaran. Kalau tidak untuk pelajaran dititipkan. Nanti sepulang sekolah baru mereka boleh ambil lagi. Saya pikir dengan gadget itu mereka bisa kreatif,” urai kepala sekolah SMP Stella Duce 1 Yogyakarta, Dewi Kunti Retnowati seperti dilansir situs ditpsmp.

Gadget bisa menambah wawasan. Jadi tidak hanya terbatas dari buku. Kan bisa membuka internet, mencari bahan untuk mereka membuat kreativitas,” tambah Dewi Kunti Retnowati saat menjemput kedua siswanya di Terminal 3 bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Senin malam (11/12).

Kedua siswa SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yakni Reynard Adrian Simanjuntak dan Christopher Marcellino diganjar Outstanding International Project pada event Expo Science Mexico (ESM) 2017. Dengan judul penelitian Arduino-based Smart Gloves to Deliver Sign Language, mereka mampu menjadi salah satu tim terbaik di event yang diikuti lebih dari 1.400 peserta ini.