Konsistensi Pemerintah RI Membela Kemerdekaan Palestina
Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki niat untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

MONDAYREVIEW.COM – Wacana pembukaan hubungan diplomatic antara Indonesia dengan Israel kembali mencuat. Hal ini menyusul pernyataan Pejabat Amerika Serikat yang menyatakan akan memberikan Indonesia dana pembangunan sebesar Rp. 1 Triliun jika Indonesia mau membuka hubungan diplomatic dengan Israel. Muncul juga pernyataan pejabat Israel bahwa jika Indonesia ingin mendukung Palestina, maka caranya adalah dengan terlebih dahulu membuka hubungan dengan Israel. Wacana ini sempat liar dan menimbulkan opini bahwa Indonesia memang akan membuka hubungan diplomatic dengan Israel.
Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki niat untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Ini adalah respon atas upaya Amerika Serikat (AS) merayu Indonesia, dengan dana bantuan melimpah, jika melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Menurut Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah, Menteri Luar Negeri sudah sampaikan bahwa hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Oleh karenanya tidak relevan menanggapi artikel/sinyalemen tersebut.
Sikap Kemenlu tersebut mencerminkan konsistensi Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Hal ini juga merupakan salah satu janji dari Presiden Jokowi yang disampaikan dalam debat capres bahwa dirinya akan selalu berpihak pada Palestina bukan Israel. Sikap Indonesia tersebut merupakan pengejawantahan dari pembukaan UUD 1945 bahwa Indonesia tidak mentolerir segala bentuk kejahatan manusia di muka bumi dan menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan penghargaan atas posisi Indonesia yang menolak normalisasi hubungan dengan Israel. Termasuk komitmen Indonesia untuk mencapai perdamaian dua negara terlebih dahulu sesuai dengan resolusi-resolusi dan hukum internasional. Pernyataan Presiden Abbas tersebut disampaikan setelah Pemerintah Indonesia dengan tegas menolak hubungan diplomatik dengan Israel. Presiden Abbas pun berterima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) atas sikap negaranya yang mendukung hak-hak Palestina.
Mengutip kantor berita Palestina WAFA, Rabu (16/12/2020), pembicaraan antara Presiden Abbas dengan Presiden Jokowi tersebut dilakukan lewat sambungan telepon. Pada kesempatan tersebut Presiden Palestina juga menghargai sikap Indonesia yang mendukung masalah Palestina di forum-forum internasional melalui keanggotaannya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepada Indonesia, Presiden Abbas menyampaikan perkembangan terakhir masalah Palestina dan upaya-upaya pimpinan untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina.
Sampai hari ini konflik Israel Palestina belum menemukan titik terang. Kedua negara masih bersikukuh untuk mempertahankan wilayahnya masing-masing. Sementara itu Palestina ingin Israel mengembalikan kembali tanahnya yang telah direbut. Solusi dua negara sulit untuk dilaksanakan. Palestina sendiri masih terpecah menjadi dua faksi, yakni Hamas dan Fatah. Dua faksi ini terkadang berkonflik untuk merebut kekuasaan. Hamas menguasai Gaza, dan Fatah menguasai Tepi Barat. Untuk kepentingan Palestina, hendaknya Hamas dan Fatah bisa bersatu membawa kepentingan bangsa Palestina.