Bintang Emon dan Ancaman Kebebasan Berpendapat

Saat sebuah pendapat malah dibalas dengan fitnah, ini menunjukan ada yang tidak beres dengan demokrasi kita.

Bintang Emon dan Ancaman Kebebasan Berpendapat
Sumber gambar: Kompas.com

MONDAYREVIEW.COM  - Sosok Bintang Emon mulai naik daun tatkala dia membuat video tentang bahaya Corona. Komika satu ini, berhasil mengambil hati warganet dengan komedi yang lucu namun cerdas. Bintang merekam dirinya sendiri dengan HP, lalu menyampaikan kegelisahannya terkait suatu masalah. Kegelisahan tersebut dikemas dengan komedi yang renyah dan menghibur. Bintang menamai aksinya ini dengan DPO (Dewan Perwakilan Omel-omel).

Bintang menjadikan twitter sebagai saluran penyampaian ekspresinya. Sudah ada banyak video DPO yang Bintang buat dan bagikan. Video yang membuatnya viral yakni tentang Covid-19, viral tidak hanya di twitter. Namun menyebar ke medsos lainnya. Karena viralnya video ini, dia sempat ditawari menjadi juru kampanye pencegahan Covid-19 oleh pemerintah, namun ditolaknya. Bintang Emon juga diundang di podcast Deddy Corbuzier yang membuatnya semakin terkenal.

Video terbaru DPO Bintang Emon berisi kegelisahannya mengenai kasus Novel Baswedan yang sedang hangat dibincangkan. Dalam video tersebut, dia menyanggah argumen-argumen yang terjadi di pengadilan guna meringankan tuntutan kepada tersangka. Misalnya argumen ketidaksengajaan, Bintang mempertanyakan kalau memang niatnya ke badan, kenapa menyiram ke muka? Padahal muka lebih atas dari badan, sangat tidak masuk akal.

Bintang juga mempertanyakan kalau tidak sengaja kenapa seolah-olah sang pelaku sangat berniat sampai mau bangun pada waktu subuh, padahal kebanyakan dari kita sangat sulit untuk salat subuh berjamaah karena godaan setan. Menurut Bintang, kalau memang ingin memberikan pelajaran kepada Novel, seharusnya jangan disiram air keras. Namun harusnya dibuatkan grup whatsapp yang di dalamnya tidak ada Novel agar dia introspeksi, tentu dengan gaya bercanda.

Tak disangka, setelah video tersebut keluar dan menjadi viral, muncul fitnah bahwa Bintang Emon adalah pengguna narkoba. Muncul akun-akun tidak jelas yang mencuit dengan narasi sama bahwa Bintang Emon adalah pemakai sabu-sabu. Warganet segera bereaksi keras membela Bintang Emon. Menurut warganet akun yang menyerang Bintang adalah buzzer-buzzer pembela pemerintah yang melakukan fitnah.

Rekan-rekan Bintang Emon angkat bicara terkait fitnah yang menimpanya. Arie Kriting komika asal timur Indonesia mengatakan Bintang Emon tidak mungkin memakai narkoba. Jangankan narkoba, merokok saja tidak. Di tongkrongan sesama komika, Bintang sering diledek karena tidak mempunyai sejarah bandel.

Pandji Pragiwaksono komika senior mengatakan bahwa Bintang Emon sudah berada di posisi yang benar. Adanya fitnah kepada Bintang menunjukan bahwa yang memfitnah adalah sekelompok orang yang memang bersalah. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) mengatakan bahwa serangan terhadap komedian Bintang Emon mengancam demokrasi.

Dzawin Nur Ikram yang juga komika memberikan kesaksian bahwa Bintang Emon adalah salah satu komedian yang paling tidak banyak tingkah. Dzawin menilai Bintang lebih baik dari dirinya. Fiersa Besari musisi indie turut pasang badan membela Bintang Emon. Dalam cuitannya, Fiersa mengutip pusi Widji Thukul, “Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: Lawan!”

Upaya fitnah kepada Bintang Emon jelas merupakan ancaman bagi kebebasan berpendapat. Dalam kasus Novel Baswedan, setiap individu mempunyai kebebasan apakah pro atau kontra terhadap Novel. Silahkan adu argumen antara pihak yang pro dan kontra, hal ini dibolehkan dalam demokrasi. Yang tidak dibolehkan adalah fitnah, hoax dan ancaman kekerasan. Saat sebuah pendapat malah dibalas dengan fitnah, ini menunjukan ada yang tidak beres dengan demokrasi kita. Kita berharap agar demokrasi kita tetap berkualitas dan tidak dirusak oleh oknum yang tidak mau menerima keragaman pendapat.