Konsisten Pemimpinnya, Patuh Warganya
Jika pimpinannya saja tidak mematuhi protocol kesehatan, maka jangan harap rakyat akan mematuhinya juga.

MONDAYREVIEW.COM – Perang belum selesai, namun masih terus berlanjut. Itulah gambaran kondisi masyarakat dalam menghadapi covid-19. Sayangnya perang menghadapi virus lebih sulit dibanding perang pada umumnya. Masalahnya musuh yang dihadapi adalah virus yang tidak terlihat. Sementara dalam perang pada umumnya, musuh bisa terlacak dan terdeteksi. Sang musuh tak terlihat ini sudah merenggut ribuan nyawa dan terus menjangkiti ratusan ribu orang di Indonesia. Satu-satunya cara perlawanan yang bisa dilakukan hanyalah dua hal, protocol kesehatan dan social distancing.
Tak ada daerah yang bebas dari covid-19 hari ini. Seluruh daerah di Indonesia mesti waspada penyebaran covid-19. Hal ini karena awal-awal covid-19 kita tidak berhasil melockdown virus hanya di Jakarta saja, awal kemunculannya. Yang bisa dilakukan adalah jalan tengah antara protocol kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan tersebut yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB sampai hari ini terus dijalankan di berbagai daerah guna menekan kasus covid-19. Sayangnya di lapangan, pelaksanaan PSBB tidak diikuti oleh keteladanan para pemimpin dan pejabat.
Beredar sebuah video dimana para kader partai politik sedang melakukan deklarasi tanpa masker dan terlihat menampilkan ekspresi senang. Sementara itu di bawahnya dimuat video bagaimana aparat menertibkan pelanggar PSBB dengan menyuruhnya push up. Beredar pula video saat polisi sedang mensosialisasikan aturan PSBB kepada masyarakat. Setelah itu, muncul video bagaimana para polisi sedang bergoyang pada sebuah gelaran music dangdut. Dua video tersebut dibuat masyarakat untuk fenomena dimana masih banyak pemimpin yang melanggar PSBB.
Ada sebuah peribahasa, guru kencing berdiri murid kencing berlari. Maknanya bahwa jika pimpinannya saja tidak mematuhi protocol kesehatan, maka jangan harap rakyat akan mematuhinya juga. Seruan yang paling efektif bukanlah dengan perkataan semata, namun dengan perbuatan nyata dan keteladanan. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Keteladanan pula yang membuat dakwah Nabi diterima dan Agama Islam menyebar ke seluruh dunia. Keteladanan adalah suatu hal yang mesti dimiliki oleh setiap pemimpin.
Bangsa kita hari ini sedang mengalami krisis keteladanan. Hal ini menjadi salah satu problem yang menghambat kemajuan bangsa kita. Selayaknya sumber daya manusia kita merupakan manusia-manusia terdidik yang bisa membawa perubahan dan menjalankan bangsa ini dengan baik. Hal ini bisa terjadi jika pendidikan kita berhasil. Salah satu hal yang bisa membuat pendidikan kita berhasil adalah keteladanan. Seorang pendidik tak hanya memberikan pengetahuan maupun menanamkan karakter, namun harus mencontohkan keteladanan dalam aksi nyata.
Tentu saja keteladanan bukan jaminan hilangnya pelanggaran sama sekali. Namun dengan adanya keteladanan, minimal pesan yang disampaikan akan lebih kuat dan berkesan bagi masyarakat. Namun tanpa keteladanan, pesan untuk mematuhi protocol kesehatan dan social distancing akan dianggap angin lalu semata oleh masyarakat. Sudah waktunya baik pemimpin maupun rakyat sama-sama memberikan keteladanan dalam PSBB, agar covid-19 cepat berlalu dari Indonesia.