Komunitas Penggawa Bejana Aksara, Taman Baca di Atas Awan
Sekumpulan anak muda yang peduli akan pengembangan pendidikan melalui perpustakaan

MONDAYREVIEW.COM - Komunitas Penggawa Bejana Aksara adalah sekumpulan anak muda yang peduli akan pengembangan pendidikan melalui perpustakaan, terutama pada anak-anak di daerah-daerah yang belum sepenuhnya menikmati pendidikan dengan baik. Oleh karena itu, komunitas ini memutuskan untuk fokus pada pendidikan alternatif anak melalui perpustakaan. Pilot Project komunitas ini berada di Desa Parikesit, Dieng, Jawa Tengah.
Anak-anak muda yang menyatukan pemikiran dan disatukan oleh kekuatan sosial media ini memilih nama Penggawa Bejana Aksara bukan tanpa sebab. Nama ini dipilih karena mewakilkan mereka dalam membawa visi dan misi komunitas yang berusaha menyediakan dan menyalurkan buku-buku dari para donatur untuk daerah membutuhkan. Komunitas ini terbentuk pada awal Februari 2017 dengan beranggotakan 11 orang yang tersebar di Kota Jogja dan Surabaya.
“Kenapa Penggawa Bejana Aksara? Penggawa itu artinya pasukan, bejana itu wadah, dan aksara itu berhubungan dengan tulisan dan kata-kata. Jadi singkatnya, Penggawa Bejana Aksara itu adalah pasukan yang membawa wadah berisi buku-buku, dimana kegiatan pasukan itu sesuai dengan visi dan misi kita yaitu sebagai wadah yang menyediakan dan menyalurkan buku-buku dari para donatur untuk desa yang membutuhkan,” ujar Dian Rahmawati yang ditemui di sela-sela kegiatan Penggawa Bejana Aksara.
Seperti sebuah ungkapan, buku adalah jendela dunia, komunitas ini terbentuk untuk membuka cakrawala anak-anak Indonesia. Buku-buku yang mereka sediakan di perpustakaan pun diyakini dapat mampu menggugah semangat mereka untuk berjuang melihat dunia. Setidaknya, memacu semangat mereka untuk meraih cita-cita.
“Semua orang berhak membaca buku, mereka berhak membaca buku-buku, novel-novel karangan orang hebat, biografi dari orang-orang hebat yang mungkin bisa menginspirasi mereka. Di sisi lain, kami yakin kalau dari sebuah buku itu bisa menggugah semangat mereka untuk berjuang melihat dunia. Jadi buku tentu bisa memacu semangat mereka untuk meraih cita-cita,” ungkap Annisa Fitri yang juga sebagai salah satu penggagas komunitas ini.
Di Desa Parikesit sendiri kondisi yang ditemui oleh komunitas ini adalah masih banyaknya anak-anak sekolah yang selepas bersekolah langsung bermain ataupun menonton tv. Dengan kondisi tersebut, komunitas ini berharap alangkah baik apabila kegiatan menonton tv atau bermain di luar tersebut dipindahkan ke perpustakaan, dengan membaca buku ataupun sekedar belajar bersama.
Respon positif pun didapat dari para tokoh masyarakat di Desa Parikesit. Komunitas ini diberikan tempat untuk perpustakaan yang berada di lantai 3 Madrasah Parikesit yang sekarang masih dalam tahap pembangunan.
Ditanya mengenai mengapa concern untuk melakukan kegiatan sosial ini, anak-anak muda penggagas komunitas ini berpendapat bahwa untuk melakukan sebuah perubahan kuncinya adalah dengan bertindak karena harus ada yang mampu mewujudkan kata-kata agar tidak terpenjara di kepompong wacana.
“Kalau bukan kita siapa lagi? Kuncinya adalah bertindak, terjun langsung ke lapangan, bergerak! Karena sebaik-baik manusia ialah yang berguna bagi orang lain. Kami ingin cita-cita kami tercapai, tapi alangkah bahagianya kami jika melihat cita-cita anak-anak tersebut juga tercapai,” sahut Riko Perdana.
Harapan besar komunitas ini mengenai dunia pendidikan Indonesia untuk ke depannya adalah seluruh anak Indonesia dapat merasakan pendidikan yang menyeluruh walaupun tidak berlangsung secara formal. Pendidikan informal pun mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa.
Dengan adanya komunitas ini, diharapkan tidak saja menumbuhkan minat baca tapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan bangsa serta menjalin hubungan sosial dengan masyarakat setempat.
“Kami berharap kehadiran komunitas ini tidak hanya menumbuhkan minat baca yang terus menerus tetapi juga membangun taman bacaan terpadu lainnya di daerah yang kurang akses terhadap bahan bacaan ataupun pendidikan non formal, karena harapan terbesarnya bukan hanya mendirikan perpustakaan, tetapi juga berkontribusi nyata membangun bangsa dan menjalin hubungan sosial dengan masyarakat setempat,” tutup mereka.
Tentu sebuah hal yang naif ketika berbicara bagaimana perpustakaan mampu menentukan masa depan, tapi tidak bagi komunitas ini, mereka yakin suatu hari nanti di masa depan, anak-anak yang membaca di perpustakaan yang mereka bangun dapat membantu mengubah Indonesia menjadi lebih baik.
Kegiatan Komunitas Penggawa Bejana Aksara yang lebih detail dapat dilihat
Instagram: @penggawabejanaaksara
Email: penggawabejanaaksara@gmail.com