Pendidikan Transformatif dalam Perspektif Rekonstruksionisme

Sebuah negara akan maju bukan karena mengandalkan kekayaan Sumber Daya Alam dan jumlah penduduk namun karena kualitas Sumber Daya Manusia yang dimilikinya. Pendidikan adalah jalan untuk meninggikan kualitas SDM. Pendidikan membentuk manusia terdidik yang bermental kuat. Hal itu diungkapkan anggota Komisi X DPR RI Zainudin Maliki dalam Diskusi Daring bertajuk “75 Tahun Indonesia Merdeka  Pendidikan Mau Dibawa Kemana” yang diselenggarakan oleh Monday Media Group pada Minggu (9/8/2020).

Pendidikan Transformatif dalam Perspektif Rekonstruksionisme
Zainudin Maliki/ Fajar

MONDAYREVIEW.COM - Sebuah negara akan maju bukan karena mengandalkan kekayaan Sumber Daya Alam dan jumlah penduduk namun karena kualitas Sumber Daya Manusia yang dimilikinya. Pendidikan adalah jalan untuk meninggikan kualitas SDM. Pendidikan membentuk manusia terdidik yang bermental kuat. Hal itu diungkapkan anggota Komisi X DPR RI Zainudin Maliki dalam Diskusi Daring bertajuk “75 Tahun Indonesia Merdeka  Pendidikan Mau Dibawa Kemana” yang diselenggarakan oleh Monday Media Group pada Minggu (9/8/2020).

Untuk itulah menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini pendidikan dalam perspektif rekonstruksionisme lebih cocok dalam pembangunan dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga kebijakan yang ditetapkan dan dijalankan bersifat transformatif. Bukan dibangun di atas landasan developmentalisme.

Dari perspektif kaum rekonstruksionis, pendidikan dapat menjadi salah satu instrumen yang mampu mengaburkan tuntunan mendesak transformasi sosial dan kemudian merintangi perubahan atau bahkan dapat menjadi instrumen yang mengkonstruk keyakinan masyarakat dan mengarahkan peralihan ke masa yang akan datang. Kalangan rekonstruksionis di satu sisi tidak memandang bahwa sekolah mempunyai kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial pada masyarakat.

Disisi lain kaum rekonstruksionis percaya bahwa sekolah dapat menjadi agen kekuatan utama untuk menyentuh kehidupan seluruh aspek masyarakat, karena sekolah meyantuni anak-anak didik selama usia mereka yang paling peka. Oleh karena itu, sekolah dapat menjadi penggerak utama untuk mencerahkan masalah-masalah sosial dan agitator utama perubahan sosial.

Zainudin menegaskan bahwa Mendikbud tak selayaknya merumuskan tujuan pendidikan sesuka hatinya. Tujuan pendidikan sudah tertera dengan jelas dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah harus taat pada ketentuan Undang-undang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan harus mendasarkan kebijakan dan programnya pada visi dan ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan dalam UU tersebut.

Banyak pandangan dan masukan kritis terkait kebijakan pendidikan di Indonesia. Dalam pengantar diskusi ini pendiri Monday Media Group M. Muchlas Rowie mengungkapkan kegelisahannya betapa pendidikan terabaikan selama pandemi. Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak mampu menjawab masalah mendasar yang dialami di akar rumput. Dalam diskusi daring tersebut terpapar beberapa pokok pikiran penting antara lain :

Pertama, Anggaran pendidikan seharusnya dialokasikan untuk mendorong pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh. Termasuk dana sekira 500 Milyar Rupiah yang sedianya akan dialokasikan untuk Program Organisasi Penggerak sebaiknya digunakan untuk memperkuat implementasi PJJ agar setiap peserta didik mendapat kesempatan untuk mengakses sistem PJJ secara optimal.

Kedua, Kurikulum bukan sekedar buku atau bahan ajar. Kurikulum adalah seluruh proses pengalaman belajar atau pembelajaran yang dialami peserta didik termasuk cara penyampaian materi, guru, dan pengukuran kemampuan peserta didik. Sehingga guru pun sering disebut sebagai kurikulum yang hidup. Kuantitas guru masih kurang, kualitasnya juga perlu ditingkatkan terutama dalam masa-masa pandemi dimana model pembelajaran tanpa tatap muka menjadi niscaya. 

Ketiga, Diperlukan dukungan pakar media (media experts), pakar konten (content experts), dan instructional designer untuk mengoptimalkan materi pembelajaran melalui media daring. Universitas Terbuka termasuk institusi pendidikan yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun untuk membangun sistem pembelajaran daring dan memanfaatkan keahlian para pakar di bidangnya. Guru harus dibantu agar mampu menguasai sistem ini karena tak semudah menggunakan aplikasi semata.

Keempat, Berkaca dari kemajuan pendidikan di Turki salah satu yang menentukan adalah ekosistem pendidikan yang telah terbentuk melibatkan triple helix. Salah satunya adalah jumlah dan keluaran lembaga riset yang menunjukkan kualitas pendidikan yang tinggi di Turki.

Dalam diskusi tersebut hadir narasumber Muchlas Rowie dari Monday Media Group, Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat, Dubes RI untuk Turki Lalu Muhammad Ikbal, dan Putri Indonesia Intelejensia 2000 Firanda Ciandra.

Dubes Lalu Muhammad Ikbal juga menambahkan bahwa di Turki biaya pendidikan relatif murah. Untuk program strata satu universitas bergengsi saja uang kuliahnya total hanya sekira Rp 4 juta untuk satu semester. Dan Pemerintah Turki memberikan tak kurang dari 150 beasiswa bagi pelajar atau mahasiswa Indonesia saat ini.