Kisah Ashabul Ukhdud

DIKISAHKAN para raja dahulu kala mengandalkan para tukang sihir untuk menjaga kekuasaannya.

Kisah Ashabul Ukhdud
Ilustrasi foto/Net

DIKISAHKAN para raja dahulu kala mengandalkan para tukang sihir untuk menjaga kekuasaannya. Rasulullah saw. menyampaikan bahwa ada seorang raja yang mempunyai tukang sihir yang hebat. Dia takut ilmunya lenyap, sehingga tukang sihir ini meminta kepada raja agar mencari seorang pemuda yang cerdas agar dia bisa mewarisi ilmunya. Raja memenuhi permintaannya dan mengirim seorang pemuda kepadanya.

Allah Swt. telah menyembuhkan orang sakit lewat tangan pemuda ini. Dia menyembuhkan dengan izin Allah dari kebutaan dan penyakit lainnya. Dia menyampaikan kepada manusia bahwa sumber penyembuhnya ialah Allah, dan bahwa barangsiapa beriman kepada-Nya, maka Dia akan menyembuhkannya.

Orang buta yang telah normal kembali datang kepada majlis raja. Raja terkejut karenanya, Dia bertanya, “Siapa yang telah membuatmu melihat?” Orang ini menjawab, “Tuhanku.” Raja bertanya, “Adakah tuhan lain selain diriku?” Orang ini menjawab, “Tuhanku dan Tuhanmu ialah Allah Swt.”

Ketika pemuda itu dihadapkan kepada raja, raja mengira bahwa dia telah menguasai sihir yang menyesatkan. Akan tetapi, akhirnya raja menyadari bahwa dugaannya salah selama ini. Raja berusaha untuk membujuk pemuda itu agar meninggalkan agamanya. Raja melihat kesalahan dirinya. Dia mencoba membunuh pemuda itu dengan berbagai cara dan tidak pernah berhasil, padahal dia telah mengklaim dirinya sebagai tuhan. Pemuda ini menegaskan bahwa cara apa pun untuk membunuhnya pasti gagal kecuali cara yang akan dia berikan.

Pemuda ini meminta raja mengumpulkan semua rakyat di satu tempat. Dia sendiri digantung, lalu raja mengambil anak panah dari sang pemuda dan melepaskannya sambil berucap, “Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini.” Lalu anak panah pun dilepas, panah tepat menembus pelipis sang pemuda.

Pemuda ini niscayanya tidaklah bodoh mencari mati atau bunuh diri. Dia rela meninggal dengan cara seperti ini, karena dia mencari iman manusia. Pemuda ini ingin membongkar tembok pembatas antara raja dan rakyatnya. Menurut perkiraan sang raja, dia telah memadamkan fitnah dan mencabut akarnya. Tiba-tiba para prajuritnya melapor, “Apa yang engkau takutkan telah terjadi. Rakyat telah beriman.” Kemarahan raja memuncak, Raja memerintahkan agar parit-parit digali dan api dinyalakan di dalamnya.

Allah Swt.  telah menyampaikan kisah Ashabul Ukhdud dalam surat Al-Buruj.  “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. Al-Buruj: 8-9)