Kerjasama Pendidikan dan Capacity Building Indonesia-Ceko

MONITORDAY.COM - Kuliah di Republik Ceko adalah sebuah pilihan yang layak dipertimbangkan bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia. Standar atau kualitas pendidikan di Ceko tak kalah jauh dengan Amerika Serikat atau Inggris dengan biaya kuliah dan biaya hidup yang relatif lebih murah.
Hal tersebut terungkap dalam Diskusi Virtual Kopi Pahit bersama Duta Besar RI untuk Republik Ceko Kenssy Dwi Ekaningsih pada (6/9/2021). Dalam diskusi yang berlangsung hangat dan santai tersebut Dubes yang juga alumnus jurusan atau program studi Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut membeberkan pengalaman dan wawasannya sebagai diplomat senior.
Sebagai ilustrasi, Dubes Kenssy menyampaikan bahwa Ceko sangat maju dalam pendidikan medis atau kesehatan terutama dalam dentistry atau kedokteran gigi. Disamping itu banyak bidang atau disiplin ilmu yang dapat menjadi pilihan bagi calon mahasiswa. Ceko maju dalam bidang teknologi dan finansial.
Untuk membuka peluang lebih terbuka bagi mahasiswa Indonesia Ceko ingin agar lembaga pendidikan di sana masuk dalam skema beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dengan skema tersebut diharapkan lebih banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di Ceko. Sementara beberapa mahasiswa Ceko telah berkesempatan belajar di Indonesia melalui skema beasiswa Damandiri.
Disamping itu Ceko dan Indonesia juga telah mengembangkan kerjasama dalam capacity building. Industri pertahanan Ceko dalam konteks capacity building bersama PT PINDAD mengembangkan kemampuan dalam memproduksi panser. Sehingga kelak PINDAD dapat memproduksi panser untuk pasar Asia Tenggara dan beberapa negara Asia lainnya.
Negara yang tak memiliki laut ini juga maju dalam industri otomotif. Salah satunya adalah pabrikan Skoda yang merilis mobil dan beragam sarana transportasi. Pabrikan mobil di Ceko juga cukup serius dalam mengembangkan mobil listrik. Secara umum dapat dikatakan bahwa mobil listrik atau industri transportasi Ceko sangat handal
Skoda sebagai industri transportasi juga potensial sebagai mitra dalam pengembangan industri kereta api. Indonesia pun memiliki PT INKA yang menjadi salah satu BUMN yang cukup maju dalam penguasaan aspek teknologi dan bisnis. Berbagai inovasi dapat dilakukan jika ada kerjasama yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan Ceko dalam pengembangan moda transportasi massal termasuk kereta api.
Ceko boleh di kata negara yang terkunci daratan negara tetangga atau landlock. Perdagangan Indonesia dengan Ceko masih sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi karena tak memiliki pelabuhan ekspor Indonesia ke Ceko melalui pelabuhan Hamburg di Jerman atau Rotterdam di Belanda. Sehingga sangat mungkin banyak transaksi perdagangan yang tercatat di kedua negara tersebut padahal konsumen-akhirnya ada di Ceko.
Dengan penduduk sekira 10 juta jiwa, Ceko juga menjadi peluang bagi para pekerja migran. Para pekerja dari Filipina dan Vietnam cukup banyak. Sementara kuota pekerja migran Indonesia masih relatif sedikit. KBRI sedang mengupayakan agar ada penambahan kuota Pekerja Migran Indonesia. Tentu ada berbagai hal yang dapat ditempuh untuk membuka peluang di sektor ketenagakerjaan ini.
Di era Cekoslowakia ada kerjasama erat antara Ceko dan Vietnam. Pemerintah Vietnam banyak mengirimkan tenaga kerjanya untuk belajar sambil bekerja di Ceko. Kini dalam catatan situs Wikipedia terdapat hampir 63.000 orang Vietnam yang tinggal di Ceko. Meski kini Ceko telah menjadi negara anggota NATO dan menerapkan demokrasi ala Barat banyak etnis Vietnam yang tetap bertahan tinggal di negeri itu.
Indonesia tentu memiliki peluang sebagai negara dengan populasi sekira 267 juta jiwa untuk bermitra dengan negara-negara maju termasuk dengan Republik Ceko. Negara ini menjadi contoh bahwa kualitas SDM sebagai negara dengan ranking 27 dalam Human Development Index (HDI) sehingga tergolong sangat unggul. Dan Indonesia dapat menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang untuk mencapai kemajuan bersama dan membangun perdamaian dunia.