Kemendikbud Promosikan Film-film Indonesia di Kawasan Eropa Timur

Kemendikbud bekerjasama dengan KBRI Sofia menggelar acara Indonesian Panorama dalam Festival Film Internasional Love is Folly.

Kemendikbud Promosikan Film-film Indonesia di Kawasan Eropa Timur
Ilustrasi Film (Forbes).

MONDYREVIEW.COM –  Dalam rangka mendukung kiprah cineas Indonesia mengukir prestasi di ajang internasional Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia menggelar acara Indonesian Panorama dalam Festival Film Internasional Love is Folly.

Rangkaian film-film  terpilih Indonesia mulai dari Salawaku (2016), Nokas  (2016), 'Aisyah Kita Bersaudara' (2016), Athirah (2016), dan 'Kejarlah Daku Kau Kutangkap' (1986) melangkah ke panggung festival film internasional, Love is Folly di Kota Varna, Bulgaria pada tanggal 25 Agustus – 3 September 2017. Selain itu film 'Istirahatlah Kata-Kata' (2017) juga ikut serta dalam film yang dilombakan dalam festival tersebut.

Dubes RI Sofia, Sri Astari Rasjid mengatakan salah satu tujuan keikutsertaan Indonesia dalam festival tersebut adalah ingin memperkenalkan film-film hasil karya cineas Indonesia kepada masyarakat dunia, khususnya di kawasan Balkan dan Eropa Timur.  “Bulgaria sebagai  pintu masuknya,” katanya.

Baginya dengan adanya festival film ini akan menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan sejarah, budaya dan pembangunan bangsa Indonesia. Dan ia berharap tahun yang akan datang rangkaian film indonesia dapat melakukan roadshow ke beberapa negara sekaligus di Kawasan Eropa Timur. “Ini pasti akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap promosi film sebagai industri kreatif Indonesia,” imbuhnya.

Perlu diketahui sejak hari pertama red carpet moment  dimulai yang diliput berbagai media, Indonesia tampil berbeda dengan iring-iringan barong, umbul-umbul, payung, dan musik bali mengiringi delegasi Indonesia berpakaian nusantara di Red Carpet Moment yang dipimpin oleh Dubes RI Sofia, Sri Astari Rasjid dengan didampingi artis film Salawaku, Karina Salim.

Selama 25 tahun festival ini berlangsung baru pertama kalinya diadakan pemutaran rangkaian film Indonesia pilihan.  Acara pembukaan Indonesian Panorama dimulai dengan pementasan tarian Bali dan Betawi yang tidak hanya memukau para undangan namun juga menarik lebih banyak masyarakat umum untuk datang dan melihat film Indonesia. Pengunjung juga dapat menikmati pameran foto yang memamerkan berbagai objek wisata di Indonesia.