Kemdikbud Dorong BRI Lakukan Percepatan Pencairan Program Indonesia Pintar di Wilayah Terkena Dampak Gempa di Pidie Jaya
BRI di wilayah terkena dampak gempa Kabupaten Pidie Jaya mengadakan percepatan pencairan Program Indonesia Pintar untuk 7.891 siswa

MONDAYREVIEW.COM, Pidie Jaya - BRI di wilayah terkena dampak gempa Kabupaten Pidie Jaya mengadakan percepatan pencairan Program Indonesia Pintar untuk 7.891 siswa. BRI mengerahkan enam unit yaitu Unit Bandar Baru untuk Kecamatan Bandar Baru, Unit Bandar Dua untuk KecamatanBandar Dua dan Kecamatan Jangka Buaya, Unit Meurah Dua untuk Kecamatan Meurah Dua, Unit Meureudu untuk Kecamatan Meureudu, Unit Trienggadeng untuk Kecamatan Panteraja dan Trienggadeng, dan Unit Ulin untuk Kecamatan Ulin (22/12/2016).
Berdasarkan pantauan di lokasi, BRI Unit Trienggadeng mengadakan percepatan pencairan PIP untuk Kecamatan Panteraja dan Kecamatan Treinggadeng dalam minggu ini untuk sembilan belas SD, tujuh SMP dan satu SMK. Terdapat 1.318 dengan rincian 383 siswa di Kecamatan Panteraja dan 933 siswa di Kecamatan Trienggadeng.
Staf Khusus Mendikbud Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan, Alpha Amirrachman yang memantau langsung proses percepatan pencairan di lokasi mengatakan bahwa Mendikbud Muhadjir Effendy berkomitmen untuk mengupayakan pemanfaatan PIP yang optimal terutama di wilayah dampak gempa di Aceh.
“Kami memang mendorong BRI untuk melakukan percepatan pencairan ini. Terlebih PIP adalah program prioritas dari Bapak Presiden Joko Widodo, program ini harus dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat yang tekena dampak gempa di Aceh,” ujarnya saat ditemui di lokasi BRI Unit Trienggadeng.
Kepala BRI Unit Tringgading Syamsul Bahri mengatakan bahwa siswa datang bersama orang tua berbondong-bondong untuk mengambil manfaat tunai yang yang digunakan untuk keperluan pendidikan. Bahkan sebagian datang didampingi oleh guru mereka dari sekolah masing-masing.
“Berhubung dampak gempa yang cukup berat, bahkan ada rumah-rumah warga yang rubuh, kami memberikan kemudahan bagi orang tua, mereka tidak perlu membawa KTP ataupun Kartu Keluarga, cukup surat keterangan dari sekolah,” ujar Syamsul Bahri.
Khairun Muzaimi (10 tahun) siswa kelas lima SD Negeri Kuta Batee yang sekarang masih tinggal di pengungsian dan akan mendapatkan manfaat PIP sebesar Rp 450.000 mengaku sangat senang.
“(Uangnya) nanti dipakai untuk beli buku, kan sebentar lagi akan masuk sekolah,” ujarnya.
Orang tua dari Khairun, Afridawati, mengatakan bahwa uang tersebut memang akan dipakai untuk menambah pembelian keperluan sekolah. Walaupun masih tinggal di pengungsian dan belum berani pulang ke lokasi rumah, keluarga tetap akan memprioritaskan keperluan pendidikan.
Menurut Juliani, guru di SDN Kuta Batee, terdapat 75 siswa di sekolahnya yang mendapatkan KIP.
Zahra Islami (11 tahun) siswi kelas enam SD Peulandok Tunong yang datang bersama orangtuanya Mariani juga mengatakan hal yang sama bahwa manfaat tunai PIP akan digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah. Menurut Mariani, walaupun banyak warga terkena musibah gempa, namun semangat untuk tetap bersekolah tetap tinggi dan anak-anak antusias ingin kembali bermain dan belajar.
Pada saat yang sama, BRI Unit Meureudu melakukan percepatan pencairan PIP di lokasi dekat dengan posko penanggulangan gempa di Kantor Dinas Pendidikan Kab Pidie Jaya. Kepala Unit BRI Meureudu Zulkarkaini mengatakan ada total 1.310 siswa yang akan menerima manfaat PIP dari lima belas SD, satu SLB, dan dua SMP di Kecamatan Meureudu.