Kebijakan Lima Hari Sekolah Sejalan dengan Madrasah Diniyah

Jika anak di madrasah diniyah telah berhasil menyelesaikan juz amma, pencapaian itu haruslah dicatat oleh guru dalam rekam kepribadiannya.

Kebijakan Lima Hari Sekolah Sejalan dengan Madrasah Diniyah
Pelajar yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional 2017 (Dit.PSMP)

MONDAYREVIEW.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan bahwa kurikulum berbasis luas (broadbased curriculum) sehingga sumber belajar tidak terbatas hanya pada sekolah, buku ataupun guru saja. Di sekitar sekolah terdapat berbagai sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Mendikbud, ke depan penilaian bagi siswa tidak hanya berupa angka-angka dari intrakurikuler (mata pelajaran wajib) saja, namun juga memiliki catatan perkembangan kepribadian. Mendikbud berharap agar setiap siswa setelah lulus pendidikan menengah juga memiliki semacam portofolio yang dihimpun dari rekaman kepribadian itu. Dicontohkannya, jika anak di madrasah diniyah telah berhasil menyelesaikan juz amma, pencapaian itu haruslah dicatat oleh guru dalam rekam kepribadiannya.

Hal ini sekaligus sejalan dengan Penguatan Pendidikan Karakter yang terus diarusutamakan oleh Kemendikbud. Mata pelajaran agama merupakan bagian dari Penguatan Pendidikan Karakter. Kemendikbud pun turut bersinergi untuk menjalin kerja sama penerapan Penguatan Pendidikan Karakter dengan Madrasah Diniyah. Beberapa waktu lalu (14/6), upaya penjajakan sudah ditempuh dengan pertemuan antara Kemendikbud dengan Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Agama.

Penguatan Pendidikan Karakter memiliki lima nilai utama meliputi religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas. Melalui lima hari sekolah, fokus pembinaan karakter berlangsung bukan semata pada Kegiatan Belajar Mengajar intrakurikuler, tapi juga mencakup kokurikuler dan ekstrakurikuler dengan suasana yang menyenangkan bagi siswa.