Pemuda Berdaya, Berkarya untuk Bangsa
Berikan aku 10 pemuda, maka akan kugoncang dunia. Adagium ini merupakan sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari Soekarno

MONDAYREVIEW.COM – Bung Karno pernah mengatakan, berikan aku 100 orang tua, maka akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, maka akan kugoncang dunia. Adagium ini merupakan sebuah ungkapan yang sangat terkenal dari Soekarno, yang berisi optimisme terhadap peran pemuda. Pemuda dipercaya dapat menjadi agen perubahan dan terobosan melahirkan karya dan inovasi yang memajukan bangsa. Sebuah optimism yang beralasan, mengingat pemuda merupakan usia dimana beban hidup belum menghampiri. Pemuda merupakan masa dimana idealism masih dapat dipegang dengan teguh.
Optimisme terhadap pemuda diwujudkan pemerintahan hari ini dengan mengamanahkan beberapa posisi penting kepada kaum muda, yang pada masa kini disebut dengan milenial. Presiden Jokowi menunjuk staf khusus dari kalangan milenial. Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk beberapa komisaris independen dari kalangan milenial. Beberapa pejabat pemerintahan pun masih berusia muda seperti Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tentu bukan sembarang pemuda yang dapat menempati posisi-posisi strategis, namun pemuda dengan segudang karya dan berdaya serta memberdayakan.
Fenomena young on top atau yang muda yang menempati posisi strategis juga menjadi trend di dunia. Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia Syed Saddiq masih berusia 25 tahun saat dilantik sebagai menteri. Emmanuel Macron Presiden Perancis menjadi presiden dalam usia yang muda. Greta Thunberg asal Swedia menjadi aktivis lingkungan termuda yang dikenal dunia saat berusia 17 tahun. Di tengah era meritokrasi seperti hari ini, perlahan-lahan faktor usia tidak akan menentukan apakah seseorang layak menempati suatu posisi atau tidak. Yang menjadi pertimbangan utama adalah kemampuan dan keterampilan.
Tentu saja kepercayaan yang tinggi terhadap para pemuda tidak otomatis menjadikan mereka berkinerja baik. Hal tersebut justru menjadi tantangan yang harus dijawab dan dibuktikan bahwa di tangan pemuda mereka berhasil membuat perubahan-perubahan yang nyata. Pada kenyataannya, tak jarang pula pemuda yang kemudian terjerumus ke dalam kesalahan yang menghancurkan karir mereka sendiri. Kita bisa lihat dalam kasus Anas Urbaningrum, Nazaruddin dan Angelina Sondakh yang harus menjalani masa hukuman karena terlibat kasus korupsi. Kita juga masih ingat Belva Devara yang pada akhirnya mengundurkan dari dari staf khusus presiden karena kekhawatiran conflict of interest antara ruangguru dan kartu pra kerja.
Hal ini menunjukan bahwa optimisme terhadap pemuda perlu juga diimbangi dengan persiapan kader-kader muda yang berkualitas dan mempunyai kapasitas. Hal ini agar pemuda benar-benar bisa berkiprah seperti yang diharapkan. Jangan sampai pemuda justru malah lebih buruk integritas dan kinerja dibanding generasi tua. Organisasi-organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) mempunyai peran yang strategis dalam perkaderan pemuda untuk dikader terlebih dahulu sebelum masuk ke dunia politik sosial dan ekonomi. Dengan spirit sumpah pemuda kita mesti kembali gelorakan spirit pemuda sebagai agen perubahan yang membawa aksi nyata dan lebih baik dari generasi tua.