Kapolri: Indonesia Bisa Menjadi Negara Super Power
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya. Maka banyak negara yang tertarik untuk menguasai.

MONDAYREVIEW.COM - Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan Indonesia merupakan negara yang sangat kaya. Maka banyak negara yang tertarik untuk menguasai bangsa ini.
“Indonesia merupakan negara yang kaya dan memilik kepulauan yang terbesar di equator. Garis pantainya yang mencapai 95.181 kilometer menempatkan Indonesia pada posisi kedua terpanjang di dunia setelah Kanada. Lautnya pun luas 5,8 juta kilometer persegi. Laut dan selat-selat Indonesia tidak hanya berperan sebagai alat pengikat bangsa, namun juga merupakan alur transportasi internasional menghubungkan benua Asia dan Australia,” jelasnya dalam Simposium Nasional yang dihelat oleh DPP Taruna Merah Putih (TMP) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/8).
Selaian Gatot, Simposium Nasional yang mengusung tema “Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa” juga dihadiri oleh Kapolri Tito Karnavian, Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid, dan Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif.
Gatot menuturkan negari yang kaya ini akan menjadi rebutan bangsa-bangsa lain untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Menurutnya untuk dapat menguasai bangsa ini dengan memecah belah persatuan bangsa yang selama ini telah terajut dalam bingkai NKRI.
“Gerakan intoleransi bisa menjadi alat untuk memecahbelah kesatuan bangsa. Intoleransi inilah yang akan memantik konflik antar kelompok masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut Gatot mengatakan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar dan kuat. Pasalnya bangsa ini lahir dari darah kesatria dan patriot yang siap mati untuk membela keutuhan bangsa. Hal itu dapat dilihat tidak ada satu suku di Indonesia yang tidak memiliki senjata khas daerah atau tarian perang.
“Inilah merupakan modal besar bagi kita,” tegasnya.
Pada kesempatan itu Gatot mengajak kepada seluruh anak bangsa agar tidak mau ditakut-takuti oleh kelompok tertentu yang ingin memecah belah bangsa. Maka itu, Ia meminta agar pemuda dan mahasiswa untuk menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan bangsa. Pasalnya dua elemen ini lah yang mengawal dan menobrak kesadaran bangsa ini untuk merdeka. “Peran pemuda dan mahasiwa dalam sejarah sangat penting untuk meraih kemerdekaan,” katanya.
Selain itu, Ia mengajak kepada seluruh peserta Simposium untuk menjaga dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga tujuan kemerdekaan bisa terwujud. “Marilah kita jaga Pancasila secara konsisten dan benar maka tujuan bangsa akan tercapai,” katanya.
Dan ia pun berpesan agar TMP menjadi kader pelopor untuk menobrak dan mengubah kondisi bangsa saat ini menuju bangsa yang lebih baik. Untuk itu ia meminta agar pemuda bangsa harus memiliki mimpi besar. Bukan menjadi generasi pemimpi.
“Marilah bergerak untuk mengubah bangsa ini. Selamat bekerja dan berjuang jangan mudah menyerah. Kami titipkan ini kepada mu. wujudkan Indonesia menjadi bangsa pemenang,” demikian Gatot.
Pada kesempatan yang sama Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar menjadi negara super power. Pasalnya Indonesia memiliki tiga syarat menjadi negara super power. Antara lain memiliki sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar, sumber daya alam (SDA) yang sangat kaya, dan memiliki wilayah yang sangat luas.
“Tidak semua negara memiliki potensi selengkap Indonesia,” tegasnya
Tito mengatakan hanya lima negara yang memiliki potensi tersebut, antara lain Cina, India, Amerika, Rusia, dan Indonesia. Maka itu, ia meminta agar seluruh masyarakat mensyukuri atas nikmat yang telah Tuhan titipkan kepada bangsa ini.
Lebih lanjut Tito mengungkapkan untuk menjadi negara super power langkah yang harus dilakukan dengan mensolidkan kekuatan Internal dengan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
“Tidak ada lagi cakar-cakaran di dalam, saling berkompetisi negatif apalagi primordialisme semakin kuat. Kita adalah satu bangsa seperti yang telah dimaklumatkan dalam Sumpah Pemuda,” katannya.
Selain itu, seluruh anak bangsa harus mampu membuat terobosan dan inovasi dalam bidang sains dan teknologi. Pasalnya jika bangsa ini tidak mampu melakukan inovasi tersebut maka kita akan menjadi bangsa yang tertinggal.
“Maka kita harus. Kalau gak repot,” katanya.
Maka itu, ia berharap besar terhadap peran pemuda dan mahasiswa. Pasalnya dua kekuatan inilah menjadi ujung tombak mewujudkan bangsa ini menjadi bangsa pemenang.
Baginya acara Simpasium yang diselenggaran oleh TMP bisa menjadi upaya untuk memujudkan hal tersebut. Dengan menngumpulkan dua elemen, yakni mahasiswa dan pemuda merupakan langkah awal untuk mengubah wajah bangsa ini menjadi lebih baik.
“Bangsa ini lahir karena peran pemuda dan mahasiwa. Mereka inisator terbentuknya negara ini,” katanya.