MONITORDAY.COM - Santer nama Pantro Pander Silitonga digadang-gadang menjadi kandidat kuat calon Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non Bank (IKNB), seiring diserahkannya nama-nama kandidat calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027 ke Komisi XI oleh Presiden Joko Widodo.
Muda namun sarat prestasi, pengalaman alumnus University of Chicago ini terentang panjang di dunia sekuritas. Pernah menjabat Komisaris Utama Mandiri Capital, perusahaan modal ventura milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yakni Mandiri Capital.
Ia kemudian ditunjuk Erick Thohir sebagai Direktur Bisnis PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Bahana merupakan perusahaan induk (holding) BUMN Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG).
Tak berselang lama, Pantro Pander dipromosikan menduduki jabatan Komisaris Utama (IFG) untuk memimpin program restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (persero). Kepemimpinan dan pengalaman Pantro membuatnya dipercaya penuh atas tugas koordinasi terhadap pengembangan serta pertumbuhan bisnis seluruh anak usaha dan afiliasi IFG lainnya dalam sektor asuransi dan penjaminan secara konsolidatif.
Sebagai Komisaris Utama dirinya berperan aktif mengawal dan mengawasi proses migrasi atau transfer polis eks nasabah Jiwasraya ke IFG Life. Hasilnya sebanyak 67,84% jumlah polis sudah diatasi IFG.
Program restrukturisasi Jiwasraya oleh IFG Life adalah wujud dan upaya penyelamatan polis oleh pemerintah selaku pemegang saham Jiwasraya demi meminimalisir kerugian yang akan dialami oleh pemegang polis dan negara, serta ditawarkan kepada seluruh nasabah eks Jiwasraya untuk penyelamatan polis.
IFG Life juga tercatat telah membayarkan klaim atau nilai manfaat hingga mencapai Rp2,9 triliun kepada eks nasabah Jiwasraya. Seluruh proses ini dilakukan dengan memanfaatkan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) serta sebagian lagi bersumber dari pengalihan aset milik Jiwasraya.
Prestasi itu yang membuat Presiden Jokowi tak berlama-lama menimbang namanya untuk diarahkan menjabat posisi Kepala Eksekutif IKNB. Kompartemen ini menjadi sangat krusial di tengah berbagai permasalahan, sengketa dan kerugian konsumen terkait bisnis asuransi termasuk pinjol ilegal serta tantangan untuk meningkatkan fungsi pengawasan, pengaturan dan penindakan.
Komisioner juga bertanggung jawab atas perencanaan strategi dan implementasi digitalisasi bisnis perusahaan yang relevan dalam peningkatan pertumbuhan usaha dan revenue yang berkelanjutan. Digitalisasi adalah mantra yang mudah diucapkan, namun akan sangat sulit diterapkan di industri asuransi, penjaminan, dan fintech.
Di ranah fintech, Pantro telah memiliki pengalaman ekstensif dan pemahaman mendalam terkait fintech ketika ia menjabat sebagai Komisaris Utama Mandiri Capital yang bertanggung jawab mengawasi kinerja direksi dalam asesmen dan proses penempatan investasi Mandiri Capital ke beragam portofolio di perusahaan digital, e-commerce dan fintech, antara lain Privy.id, Crowde, Amartha, Bukalapak dan LinkAja.
Ia pernah berkarir di perusahaan konsultan global seperti BearingPoint dan Boston Consulting Group sebelum kemudian berkiprah di industri telekomunikasi selama lebih dari enam tahun di PT XL Axiata Tbk dengan posisi terakhir sebagai Vice President 4G Lte.
Karier Pantro sebagai profesional semakin menanjak ketika ia dipercaya menjabat sebagai Senior Vice President M&A PT Bank Mandiri Tbk sebelum dipromosikan menjadi Chief Transformation Officer yang bertanggung jawab penuh atas proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan transformasi digital di bank BUMN terbesar ini.
Sebelum bekerja di IFG, Pantro telah lama berkecimpung di sektor swasta maupun BUMN dengan menempati beberapa posisi leadership strategis terkait perbankan dan telekomunikasi yang berkontribusi pada kompetensi, pengalaman dan keahliannya di industri jasa keuangan dan sektor digital.
Indonesia Financial Group (IFG) sebagai BUMN Holding Asuransi dan Penjaminan adalah Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
IFG beranggotakan antara lain PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) dan PT Bahana Sekuritas.