Kala Pemuka Agama Mencari Solusi Bersama

Kala Pemuka Agama Mencari Solusi Bersama
Para pembicara Religion and Education: Toward A Global Compact on Education. Vatikan 5 Oktober 2021.

MONITORDAY.COM - Ajaran agama dan agamawan oleh sebagian pihak sering dituduh sebagai biang kerok kekacauan yang ada di dunia ini. Tuduhan tersebut mudah dipatahkan. Mengingat banyak peristiwa perang besar yang terjadi bukan karena motif agama. 

Sayangnya tak dapat dimungkiri bahwa pernah terjadi peperangan dilatarbelakangi sentimen agama. Misalnya perang salib antara kaum muslim dan kristiani. Ada juga perang Katolik dan Protestan di banyak tempat. Atau perang-perang lainnya dengan motif agama yang menyertainya. 

Kalaupun ajaran agama tak menimbulkan kekerasan, masih banyak juga yang menganggap ajaran agama adalah penghambat kemajuan. Karena itu ajaran agama banyak dipandang sebelah mata bahkan ditakuti. Agama dianggap tidak mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan manusia. 

Stigma-stigma tersebut berupaya dihilangkan oleh tokoh-tokoh agama dunia. Jika biasanya pemuka berlainan agama berkumpul untuk berdebat agama siapa yang paling benar, maka kebiasaan tersebut sudah mulai ditinggalkan. 

Para pemuka agama-agama dunia mulai berkumpul untuk menyatakan sikap dalam berbagai isu-isu yang berkaitan dengan sosial dan kemanusiaan. Misalnya yang terjadi baru-baru ini. Dilansir dari ibtimes.id, pada pertemuan yang bertajuk Religions and Education: Towards a Global Compact on Education, perwakilan agama-agama dari seluruh penjuru dunia menghadiri undangan.

Salah satu yang hadir adalah Paus Fransiskus I yang merupakan pimpinan tertinggi Gereja Katolik Sedunia. Selanjutnya, Dr. Ahmad Muhammad Al-Tayyeb (Grand Imam Al-Azhar Mesir) juga menjadi peserta aktif forum ini. Selain itu, tokoh-tokoh terdepan agama Kristen, Yahudi, Sikh, hingga Jainisme dan tokoh pendidikan dunia juga mengikuti forum ini..

Forum tersebut melahirkan seruan moral mengenai pentingnya penghormatan dan apresiasi terhadap guru dan juga kesadaran lingkungan akan perubahan iklim. Tokoh-tokoh agama dengan inisiatif yang tinggi mengambil bagian dalam isu-isu yang identik dengan persoalan keduniaan. 

Seperti itulah seharusnya tokoh agama yang ada di dunia ini. Bisa mengambil bagian dalam persoalan kemanusiaan. Inilah yang dinamakan agama menjadi rahmat bagi alam semesta. Manakala agama punya kontribusi kemanusiaan. Sebaliknya jika agama malah hanya memperkeruh suasana, maka nilai rahmatnya menjadi hilang.