Kajian Bulanan Fokal IMM Bahas Pentingnya Etika Moral dalam Berpolitik
Mengawali pengajiannya, Dewan Pakar Fokal IMM, Prof Sudarnoto menjelaskan isi kandungan al Quran surat an-Nisa ayat 58.

MONITORDAY.COM - Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) menggelar pengajian bulanan di kawasan Bintaro, Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan, pada Sabtu (08/03/20).
Dalam kesempatan itu, hadir sebagai narasumber Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sekaligus Ketua Dewan Pakar Fokal IMM, Prof Sudarnoto Abdul Hakim.
Mengawali pengajiannya, Prof Sudarnoto menjelaskan isi kandungan al Quran surat an-Nisa ayat 58, yang artinya:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat"
Prof Sudarnoto mengatakan, inti dari ayat tersebut ingin mengingatkan bahwa orang yang tidak beriman akan mudah tergoda untuk melanggar etika moral.
Dalam konteks kondisi bangsa hari ini, ayat tersebut sangat tepat dijadikan bahan muhasabah, mengingat kondisi negara yang saat ini memprihatinkan karena mengalami banyak masalah. Berangkat dari hal itu, maka hal yang penting dilakukan adalah mempersiapkan dan memilih pimpinan yang memiliki integritas.
"Mengutip Imam Mawardi dalam bukunya Al Ahkam Sulthoniyah ditulis saat Abbasiyah menjelang runtuh, salah satu pesan penting dalam poltik adalah memelihara agama dan siayah dalam mengatur urusan dunia (al harosatuddin wa siyasatuddunya)," terangnya.
"Mengurus politik harus ahlinya," pungkas Sudarnoto kemudian.
Di tempat yang sama, Dr Amirsyah Tambunan selaku Wakil Sekjen MUI Pusat, mengapresiasi kajian tersebut. Ia mengaku sependapat dengan apa yang disampaikan Prof Sudarnoto terutama merujuk Kitab al-Ahkam al-Sulthaniyyah yang ditulis Imam Mawardi (w. 450 H/sekitar 1072 M) dengan nama lengkap Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi Asy-Syafii.
Menurut Amirysah, kitab tersebut menunjukkan ketinggian peradaban Islam yang dibangun di atas dasar ilmu-ilmu Islam (ulumuddin).
"Di zaman ketika Eropa masih dalam zaman kegelapan (sekitar 500-1500 M), kaum Muslim telah menghasilkan karya-karya yang gemilang dalam berbagai bidang keilmuan, termasuk dalam ilmu politik, dengan terbitnya buku karya Imam al-Mawardi ini memberikan pesan penting untuk melahirkan pemimpin yang berintegritas," ujarnya.