Kabar Hoax Soal Kurma Impor Mengandung Virus Corona dari 'Kampret'
Salah satu berita hoax yang saat ini tengah menyeruak adalah soal imbauan untuk mencuci bersih kurma sebelum dikonsumsi. Alasannya, karena ada kekhawatiran kurma impor yang beredar di pasaran terkontaminasi virus corona (coronavirus) dari kelelawar atau 'kampret'.

MONITORDAY.COM – Berita bohong (hoax) memang sudah jadi semacam virus. Bagaimana tidak, baru saja puasa dimulai, atmosfer kekhusyuan beribadah di bulan Ramadhan kali ini sudah terusik.
Salah satu berita hoax yang saat ini tengah menyeruak adalah soal imbauan untuk mencuci bersih kurma sebelum dikonsumsi. Alasannya, karena ada kekhawatiran kurma impor yang beredar di pasaran terkontaminasi virus corona (coronavirus) dari 'kampret' atau kelelawar.
"Untuk Kawan2 ku tersayang. Atas anjuran para Dokter, Menteri Kesehatan di Timur Tengah, maka dikeluarkan peringatan kepada para masyarakat muslim untuk mencuci kurma bersih2 sebelum dimakan. Karena tahun ini banyak *KELELAWAR* hidup di pohon2 kurma dan memakannya. Kelelawar2 ini membawa *VIRUS CORONA.* *CUCILAH BERSIH2* kurma dari negara manapun juga sebelum dimakan. Selamat dan Barokah Ramadhan 1440 H," tulis salah satu pengguna Facebook yang saat ini banyak disyare netizen.
“Ternyata kampret juga membawa virus yang membahayakan kesehatan dan yang diserang adalah kurma. Kalau gitu ane buka puasa tidak mau pakai kurma lagi, soale bekas gigitan kampret,” cuit salah satu pengguna twitter dengan akun @AlbertSolo2.
Menjawab kabar tersebut, kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia menyebut kabar tersebut sebagai hoaks. Kominfo dalam hal ini mengutip penelusuran yang dilakukan tim stophoax.id. Kominfi menyebut bahwa isu serupa telah beredar sejak tahun 2017 dan bahkan WHO sudah menyatakan bila tidak pernah ada saran atau peringatan apa pun tentang kontaminasi virus corona melalui kelelawar.
Virus kelelawar sendiri, yang memiliki nama lengkap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) ini menurut beberapa ahli ditularkan lewat udara. Sementara penularan lain lewat konsumsi makanan, terutama kurma, sama sekali tak terkonfirmasi WHO.
Kalau pun memang ada virus di dalam kurma, maka mencuci tentu saja tidak akan menghilangkan virus tersebut.
“Faktranya, menurut pakar kesehatan, dr. Eko Budidharmaja kabar tersebut tidak benar, sebab mencuci kurma sebelum dikonsumsi tidak akan mampu mensterilkan virus,” kata Kominfo dalan keterangan tertulisnya, Selasa (7/5/2019).