Jokowi Intruksikan Seluruh Kepala Desa Bangun Perpustakaan Desa
Dana desa yang digulirkan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak hanya untuk pemerataan ekonomi.

MONDAYREVIEW.COM – Dana desa yang digulirkan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak hanya untuk pemerataan ekonomi. Tapi, dana desa juga harus dialokasikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat meresmikan gedung fasilitas layanan Perpustakaan Nasional di Jakarta, Kamis (14/9).
Joko Widodo mengatakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang harus dibenahi adalah bagaimana meningkatkan minat baca masyarakat di suatu negara. Maka itu, melalui dana desa inilah Jokowi berharap agar mengalokasikan untuk membangun perpustakaan desa.
"Tadi sudah disampaikan pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai dana desa untuk perpustakaan, akan saya urus masalah ini," katanya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi merupakan pesan yang sangat mendalam bagi seluruh kepada daerah untuk mengalokasikan dana desa untuk perpustakaan yang ada di daerahnya masing-masing.
"Di dalam alokasi dana desa memang ada dana untuk pendidikan. Bisa didefinisikan untuk perpustakaan desa, penyelenggaraan PAUD," terangnya.
Lebih lanjut mantan rektor UMM ini menuturkan bahwa apa yang diarahkan oleh Jokowi harus menjadi pengingat bagi kepala daerah yang belum siap mengalokasikan dana desa untuk perpustakaan. Sebab, sejauh ini masih ada daerah yang belum mengimplementasikan program dana desa untuk pendidikan. "Itulah yang harus didorong," sambungnya.
Perlu diketahui pada hari ini, Kamis (14/9) Presiden Joko Widodo meresmikan gedung fasilas layanan perpustakaan nasional. Presiden didampingi Menteri Pendidikan Nasional, Muhadjir Efendi, Kepala Perpustakaan Nasional, Muh. Syarif Bando, dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Fasilitas layanan perpustakaan berlokasi di Jalan Merdeka Selatan Nomor 11, dan berada di kompleks bersejarah (silang Monas) yang juga merupakan kawasan ring satu pusat pemerintahan. Berdiri di atas lahan seluas 11.975 meter persegi dengan luas bangunan 50.917 meter persegi bangunan setinggi 126,3 meter dengan 24 lantai dan tiga basement diklaim sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia.
Fasilitas layanan dirancang dengan konsep green building dengan indeks konsumsi energi (IKE) 150 kwh/mm2 per tahun yang hampir sama dengan gedung-gedung di Singapura dan Malaysia. Pembangunan gedung fasilitas layanan tersebut menggunakan anggaran multi years (2013-2016) yang menelan biaya Rp. 465.207.300.000.