Jatah Menteri, Jokowi Maunya Ketum PAN, Zulhas Hendaki Soetrisno Bachir

MONITORDAY.COM - Partai Amanat Nasional (PAN) resmi bergabung ke partai politik (parpol) koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN, pada Selasa, 31 Agustus tahun ini. Keputusan bergabung koalisi itu diambil dalam Rakernas yang digelar di Rumah PAN, Jakarta Selatan.
Tampaknya, bergabungnya PAN ke koalisi pemerintah memberi kabar baik. Apalagi, komunikasi antara Presiden Jokowi dan Ketum PAN, Zulkifli Hasan sebenarnya sudah terjalin cukup lama. Jokowi memiliki kedekatan dengan Zulkifli Hasan sejak sang Ketum PAN masih menjabat Ketua MPR.
Setelah diumumkannya sejumlah menteri hasil reshuffle pada penghujung 2020 lalu. Sinyal jatah menteri pun kabarnya menghampiri PAN.
Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa dan Soetrisno Bachir berembuk membahas tawaran tersebut.
Santer diberitakan, kemenangan Zulhas saat menjadi Ketum PAN pun tak lepas dari hembusan angin sepoy-sepoy dari Istana.
Saat Kongres V di Kendari, Sulawesi Tenggara awal 2020, Zulkifli Hasan berhadapan dengan Mulfachri Harahap, calon yang dibeking Amien Rais. Kubu Amien Rais kalah. Zulkifli menang lewat mekanisme voting. Setelah menang, Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa dan Soetrisno Bachir kembali menghubungi Istana.
Ketiga politisi rencananya memperkenalkan pengurus PAN baru ke Jokowi. Beberapa bulan kemudian, Amien Rais dan anaknya, Hanafi Rais keluar dari PAN.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, Jokowi belum lama ini mengumpulkan Petinggi partai koalisi. Kala itu, ada pandangan menarik ketika Menkominfo, Johny Plate mengucapkan selamat datang kepada Ketum PAN yang telah bersedia membantu pemerintah dan berada dalam barisan koalisi Jokowi Makruf.
Koalisi ini pun membuat petinggi PAN senyum sumringah. Usut punya usut, Jokowi siapkan jatah satu kursi menteri untuk PAN.
Kesepakatan diambil meski tanpa restu Amien Rais, pendiri sekaligus sosok yang identik dengan PAN.
Petinggi PAN yang mengetahui pertemuan tiga tokoh seniornya itu menceritakan, Presiden Jokowi menginginkan Zulkifli Hasan mengambil jatah menteri yang ditawarkan.
Dua pos kementerian disodorkan. Pertama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Kedua, Menteri Perhubungan. Dilihat dari jejak dalam kabinet, PAN pernah memplot kadernya di jabatan Menteri Perhubungan. Sementara Menko PMK biasanya diisi perwakilan Muhammadiyah yang menjadi basis massa PAN.
Zulkifli menolak. Alasannya ingin fokus mengurus partai. Pemain pengganti disiapkan. Nama Ketua Dewan Kehormatan Soetrisno Bachir jadi pilihan. Istana tampaknya pikir-pikir dengan usulan nama dari PAN.
Namun, hingga saat ini PAN belum mendapatkan kabar kursi apa yang akan diberikan Jokowi setelah bergabung dengan koalisi pemerintah.
Lantas Politisi PAN siapakah yang bakal menduduki kursi panas itu, let's see and wait.