Jarang Diungkap, Begini Fakta Perjalanan Dagang Rasulullah Saw. (Bagian 3)

JIKA ada yang bertanya, apakah Nabi Muhammad seorang pebisnis? Maka Jawabannya Iya. Namun ketika ditanya apa motivasinya, ini tentu beragam.
Karena pertama, bisnis baginya adalah ikhtiar untuk mandiri. Hidup sebatang kara dan mendapati para pengasuhnya tak begitu berada.
Kedua, Muhammad muda ingin membantu pamannya. Meski hidup berkecukupan, namun pamannya Abu Thalib punya banyak orang yang harus ia hidupi. Bisnis baginya adalah jalan untuk mengurangi beban pamannya.
Ketiga, Nabi Muhammad sadar bahwa dirinya juga punya cita-cita besar untuk meraih kesuksesan hidup. Itulah mengapa muhammad belajar secara serius dalam berbisnis. Muhammad tak saja belajar teknik berdagang, tapi juga menjaga etikanya. Inilah yang membuatnya punya pemahaman bisnis dan juga integritas yang menjadi core values Muhammad. Di kemudian hari, core values inilah yang menarik hati Khadijah.
Selain pandai mengelola bisnis, Khadijah juga banyak belajar tentang kebajikan kepada para bijak bestari. Sehingga ketika melihat kepribadian Muhammmad, Khadijah langsung yakin kepada Muhammad.
Bahkan Khadijah tak cuma menjadikan Muhammad sebagai partner bisnis, namun juga pandamping hidupnya. Muhammad pun menjelma menjadi pengelola bisnis yang piawai dan pendamping hidup yang sempurna bagi Khadijah.
Tak cuma itu, Muhammad juga berhasil mendidik para sahabat untuk menjadi kader-kader perniagaan. Orang-orang seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan Zubair bin Awwam adalah kader-kader yang dimaksud.
Pengalaman dan kemampuan berbisnisnya membuat dia amat dikenal di seantero Jazirah Arabi. Ini terbukti tatkala Futuh Makkah, saat tiba-tida Muhammad kedatangan para utusan dari Bahrain yang dipimpin oleh Abdul Karim Abdul Qari.
Mendengar tamunya tersebut berasal dari bahrain, Muhammad lantas bertanya pada mereka apakah mereka kenal dengan beberapa nama? Apakah mereka kenal dengan pusat-pusat bisnis di Bahrain?
Abdul Qodir beserta rombongan sangat tercengang, karena Muhammad begitu paham setiap sudut di Kota Bahrain.
Pun begitu ketika di Madinah, saat Rasulullah berkunjung ke sebuah pasar. Ketika ada seorang pedagang yang berdiri, Rasulullah melihatnya lalu memanggilnya, “engkau yang bernama Hayyan”? Selanjutnya Nabi menanyakan keadaannya dan kemudian beliau menanyakan beberapa hal terkait dengan bisnis dan yang lainnya. Hayyan sama terkejutnya dengan Abdul Qodir. Betapa Muhammad memiliki pengetahuan yang luas soal dunia bisnis.
Dalam sejarah, memang tak tercatat berapa banyak negara dan berapa kali Muhammad melakukan perjalanan bisnis. Yang pasti, Muhammad tetap menjalankan aktivitas bisnisnya mesti telah menikah dengan seorang janda kaya. Bisnisnya, bahkan kian maju.
Sukses Muhammad itu, berkat pengalamannya berbisnis di usia muda. Yang paling tidak, pernah tercatat dirinya pernah melakukan perjalanan dagang Ke Yaman.
Cerita nabi sebagai pedagang ulung jarang diceritakan, padahal Muhammad terlibat dalam urusan dagang yang besar. Selama musim-musim haji di festival Ukaz dan Majas. Sedangkan musim lain Muhammad sibuk mengurus perdagangan grosir di pasar-pasar Kota Mekah.
Catatan lain, misalnya saat Muhammad memasuki usia ke 35 tahun, saat ada peristiwa banjir bandang di Kota Mekkah. Peristiwa itu, membuat Ka'bah terendam dan rusak. Situasi tersebut menimbulkan konflik sengit diantara pemuka Quraisy terkait penempatan Batu Hajar Aswad. Beruntung, konflik tersebut dapat diselesaikan secara cerdas. Muhammad memberi solusi dengan yang sangat genuine dan jenius, masyarakat Mekkah sangat puas atas solusi Muhammad. Begitulah Muhammad, kepribadiannya sangat menonjol dan dibanggakan masyarakat. [ ]