Jadikan MEA Peluang, Bukan Ancaman

Masyarakat Indonesia perlu mengubah pola pikir dalam memandang Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Jadikan MEA Peluang, Bukan Ancaman
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Masyarakat Indonesia perlu mengubah pola pikir dalam memandang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Bergulirnya MEA harus menjadi peluang bukan menjadi ancaman.

Demikian disampaikan Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Ade Petranto saat menyampaikan sambutan pada acara Penyampaian Saran Kebijakan di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Senin (16/5).

Ade mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khsusunya usia produktif untuk meningkatkan kapasitas dirinya agar mampu bersaing dengan negara lain dalam menghadapi MEA. kita dapat bersaing menjadi apa yang perlu dipersiapkan agar dapat bersaing" imbuhnya.

Lebih lanjut Ade menuturkan bahwa maksud diselenggarakannya kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman civitas academica di Bandung, asosiasi profesi, dan pemangku kepentingan lainnya terhadap MEA dan Mutual Recognition Arrangement (MRA) sehingga kelak bonus demografi Indonesia menjadi nilai tambah dalam guliran MEA 2025.

Menurutnya kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaring masukan dari pemangku kepentingan dan masyarakat luas guna mengkapitalisasi kepentingan Indonesia dalam memanfaatkan MEA tersebut.

“Hal ini penting sebagai untuk menempatkan masyarakat di tengah diskursus yang konstruktif dan berkelanjutan sebagai perwujudan "ASEAN untuk Rakyat",” tegasnya.

Sementara itu Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Bandung saat membacakan sambutan Walikota Bandung berharap digelarnya acara yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri akan menghasilkan rekomendasai saran dan kebijakan yang inovatif. Sehingga bonus demografi Indonesia menjadi berkah.

“Bonus demografi Indonesia kelak dapat menjadikan tenaga kerja Indonesia lebih unggul,” katanya.

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa pemerintah Kota Bandung telah membuat kebijakan yang pro terhadap penciptaan kewirausahaan dan mendorong peningkatan profesi yang diharapkan menjadi nilai tambah bagi SDM unggul Indonesia.

Pada kesempatan yang sama Rektor Unpas, Prof. Eddy Jusuf menyampaikan bahwa keberadaan bonus demografi merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk memanfatkan MEA karena salah satu kelebihan Indonesia adalah jumlah penduduknya. Namun demikian untuk bisa bersaing harus ada peningkatan kapasitas dan kompetensi yang adalah menjadi salah satu tugas dari perguruan tinggi.

“Dengan peningkatan dan kapasitas tersebut MEA melalui MRA-nya dengan sendirinya menjadi peluang kesempatan kerja yang lebih besar,” katanya.

Perlu diketahui forum yang mengusung tema "Pemanfaatan Bonus Demografi Indonesia dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025" tersebut terselenggara atas kerja sama antara Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri dengan Pusat Studi ASEAN Universitas Pasundan. Dan menghadirkan narasumber Direktur KSEA Profesor Benyamin Haritz dari Universitas Pasundan dan Megawati Santoso, Phd, Wakil Ketua Task Force ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF). Peserta yang hadir lebih dari 130 peserta dari berbagai kalangan baik mahasiswa maupun perwakilan asosiasi tenaga kerja di Bandung.